Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Perusahan Daerah Air Minum, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menemukan meteran pelanggan di enam kecamatan dalam kondisi rusak.


"Rusaknya meteran tersebut menyebabkan PDAM kesulitan mendeteksi kebocoran pipa, dan perusahaan juga merugi," kata Direktur PDAM Amuntai, Muhammad Syafi`i, Kamis.

Apabila meteran tersebut tidak segara diperbaiki, maka kerugian yang diderita PDAM Amuntai akan bertambah besar, pertama air yang disalurkan tidak sampai ke pelanggan.

"Kebocoran sewaktu-waktu bisa saja terjadi karena sebagian pipa-pipa kita memang sudah cukup tua dan keropos," ujar Safi`i, melalui siaran pers.

Meteran pelanggan yang rusak berada di Kecamatan Amuntai Tengah, Amuntai Utara, Amuntai Selatan, Banjang, Sungai Pandan dan Danau Panggang.

Ia mengaku, tengah mengupayakan perbaikan secepatnya apalagi memasuki Ramadan dan Idul Fitri kebutuhan akan air bersih semakin meningkat.

Syafi`i mengutarakkan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan pihaknya, sedang melakukan perbaikan meteran yang rusak, dan mengganti pipa-pipa tua.

"Penyesuaian tarif merupakan kebijakan yang kita ambil untuk memulihkan biaya produksi air," katanya.

Selain meteran induk yang rusak di enam kecamatan, Direktur PDAM Amuntai juga mengakui masih banyak meteran di rumah-rumah pelanggan yang perlu diganti selain sebagian memang rusak, banyak pula yang susah terbaca jumlah pemakaiannya.

Syafi`i menggutarakan PDAM HSU sudah menggunakan sistem android yang lebih akurat dalam pembacaan meteran, sehingga melalui sistem ini penggunaan air bersih oleh pelanggan bisa terukur melalui barometer yang sudah tersimpan di komputer.

Namun karena keterbatasan PDAM, meteran rumah yang rusak belum semuanya bisa terehabilitasi, sehingga untuk pembayarannya dihitung secara manual oleh petugas PDAM yang datang kerumah pelanggan.

"Kita akan perhitungan jumlah kepala keluarga yang mendiami rumah, mungkin usaha yang digeluti yang memerlukan sarana air bersih sehingga bisa kita hitung berapa tarif yang harus dibayar," imbuhnya.

Masih dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya, PDAM juga berencana mengganti bahan kimia kaporit yang selama ini digunakan untuk penjernihan bahan baku air yang diambil dari aliran sungai dengan bahan kimia yang lebih efesien yakni gas flor.

"Intinya kita ingin meningkatkan pelayanan sehingga untuk itu PDAM perlu memulihkan biaya produksi melalui penyesuaian tarif," tegasnya lagi.

Sejak 1 Juni 2014 PDAM Amuntai resmi memberlakukan tarif penyesuaian dengan klasifikasi tarif sesuai golongan dan tingkat ekonomi masyarakat.

Penyesuaian atau kenaikan tarif dilakukan secara bertahap hingga 2015 mendatang agar masyarakat dapat menyesuaikan dengan tarif baru.

Dengan diberlakukannya kenaikan tarif berdasarkan klasifikasi ini, selain meringankan beban pelanggan dari masyarakat ekonomi kurang mampu juga mendorong masyarakat untuk lebih efesien dalam penggunaan air bersih.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014