Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) – Pemilihan Presiden RI tinggal menghitug hari lagi dilaksanakan, yakni, pada 9 Juli 2014 ini, akankah pemilihan pemimpin bangsa ini akan bisa sesuai harapan, yakni, tanpa banyak indikasi kecurangannya sebagaimana yang terjadi pada banyak aduan digelar pemilu legeslati tadi.


Pengamat Politik Asal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Dr Ani Cahyadi, Kamis di Banjarmasin, mengaku cukup pemisimis pilpres akan berjalan dengan bersih tanpa ada kecurangan.

Bahkan, dia memperkirakan, kecurangan pada Pilpres ini tidak kalah dengan yang terjadi pada Pileg tadi. Sebab, kerawanan di wilayah potensi kecurangan tidak signifikan akan dapat diawasi.

Menurut dia, potensi kerawanan kecurangan itu akan terjadi pada daerah pedesaan, pinggiran kota, pesisir, serta daerah kawasan tambang.

“Untuk perkotaan politik transaksional ini tidak akan terlalu besar karena masyarakat sudah mulai pintar,” jelasnya.

Ia menjelaskan, adapun pola yang  digunakan peserta pemilu untuk menyuap pemilih adalah dengan cara  menyambangi dari pintu ke pintu dengan menawarkan uang atau barang, dengan permintaan wajib memilih pasangan tertentu.

“Ini padahal politik yang tidak cerdas. Harusnya peran partai politik bukan hanya sebagai kendaraan mengejar kekuasaan  namun juga sebagai alat mencerdaskan pemilih,” ujarnya.

Untuk pemilu presiden ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Selatan sudah memutuskan Daptar Pemiluh Tetap (DPT) sebanyak 2.821.261 orang. Yakni terdiri dari 1.418.527 pemilih perempuan dan 1.402.734 pemilih laki-laki.

Terbaru, KPU Kalsel menambah peserta pemilih lagi, yakni, sebanyak 7.573 orang sebagai daptar pemilih khusus (DPK), yakni, warga yang tidak masuk DPT tapi berhak memilih. Hingga jumlah pemilih Kalsel pada Pilpres ini sebanyak 2.828.834 orang.  (antara)

 

Pewarta: SUKARLI

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014