Kabupaten Hulu Sungai Tengah(HST) yang dikenal pula dengan sebutan Bumi Murakata berduka dengan berpulangnya ke Rahmatullah atau meninggalnya salah satu tokoh ulama setempat sekaligus sebagai Mustasyar Nahdatul Ulama (NU) HST, KH Muchtar Dahlan.

Wakil Bupati HST Berrry Nahdian Furqan, di Barabai, Rabu (22/7), mengajak mendo'akan bersama agar almarhum meninggal dalam keadaan husnul khotimah, diterima di sisi Allah SWT, diberikan rahmat dan syafaat dari Rasulullah SAW.

"Dan semoga kita semua yang ditinggalkan oleh beliau dapat meneruskan ketauladanan, pengetahuan dan ilmu yang beliau berikan selama masih hidup," katanya, dalam sambutan sebelum shalat jenazah dan pemakaman, di lokasi pemakaman alkah keluarga, Mesjid Agung Riyadushalihin  Barabai.

Dijelaskan dia, atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST mengucapkan terima kasih, khususnya kepada pihak keluarga almarhum, karena selama hidup almarhum telah banyak memberikan kontribusi kepada daerah, utamanya dalam pengembangan dakwah keagamaan.

Baca juga: Bupati HST: Ustadz Arifin Ilham contoh ulama banua yang jadi teladan

Sepeninggal beliau, ia mengharapkan agar perjuangan dakwah menjadi suri tauladan bagi semua pihak dan dakwah keagamaan dapat diteruskan, serta secara pribadi bersaksi mengenal almarhum sebagai orang baik dan menyakini almarhum meninggal husnul khotimah.

Salah satu putra Almarhum, Ahmad Riduan, mengatakan almarhum meninggal saat dalam perawatan di RSUD H Damanhuri Barabai, setelah sebelumnya masuk ke fasilitas kesehatan Selasa (21/7) sore, dan meninggal besok paginya, Rabu (22/7) sekitar pukul 05.45 Wita dalam usia sekitar 70 tahun.

Almarhum KH H Muchatar Dahlan dilahirkan di Ilung, Kecamatan Batang Alai Utara, 14 Agustus 1950, bersekolah pendidikan dasar enam tahun di Diniyah, Madrasah Mu'allimin, Pendidikan Guru Agama (PGA) Murakata empat tahun di Barabai.

Melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama (PGA) di Banjarmsin selama dua tahun, lalu mendalami ilmu agama di Ponpes Darussalam dan mengabdi sebagai ketua Ikatan Pelajar Darussalam Martapura(IPDA).

Baca juga: Ulama Barabai kenang Almarhum Syekh Abdul Karim Al-Banjari

"Menempuh kuliah sarjana muda, terus kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) IAIN, mengajar di SDN daerah Pengaron sebagai guru agama dan pindah ke HST ke SDN Ilung utara, pindah tugas mengajar kembali sebagai guru agama di SDN Barabai Timur 4 Tangkarau," katanya.

Almarhum kembali pindah tugas sebagai kepala sekolah ke SDN Babai, dan pindah kemudian ke SDN 2 Barabai timur sebagai kepala sekolah, disamping menekuni profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), almarhum sebagai ulama giat berdakwah kelling dari tahun 75 sampai  akhir hayat.

Selain itu akfit diberbagai organisasi mulai dari IPDA, NU, Warga Alumni Darussalam (WAPDA),PGRI, Badan Pengelola Masjid Agung Riyadusshalihin, , Ketua Komite MTsN Barabai, dan di Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten HST.

Ditambahkan dia, lokasi pemakaman sesuai dengan amanah almarhum yang ingin dimakamkan bersebelahan dengan kedua orang beliau, yakni di sebelah makam ayah beliau, KH Dahlan bin H Nasri dan makam ibubeliau, HJ. Nursiah binti Abdul Muthalib.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020