Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) Athaillah Hasbi, menyampaikan pandemi COVID-19 harus dilawan bersama-sama, tidak hanya dari pemerintah, namun masyarakat juga berperan penting dalam penanganan pandemi ini.
Ia mengatakan, mengutip pernyataan dari Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, potensi kearifan lokal atau local wisdom menjadi cara yang efektif untuk mengampanyekan bahaya COVID-19, terutama adanya bantuan tokoh masyarakat setempat, kalau di Kalsel khususnya para alim ulama.
"Sesuai kondisi geografis kalsel yang agamis, sangat tepat jika para ulama atau pemuka agama dilibatkan dalam mengkampanyekan bahaya dan upaya penanggulangan penyebaran virus, yang tidak hanya mewadah di perkotaan tapi sudah masuk ke pelosok, bukannya jumlahnya menurun malah trendnya naik," katanya, Senin (20/7).
Baca juga: Tahapan Pilkada masa pandemi HST, petugas coklit reaktif langsung diganti
Dijelaskan dia, pemberdayaan dari potensi keafifan lokal tersebut sangat penting untuk membantu mengkampanyekan ke masyarakat, bahwa ancaman COVID-19 itu nyata dan sudah ada fakta di lapangan, sehingga masyarakat lebih memperhatikan protokol kesehatan yang ada, memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
Harapannya jika masyarakat sudah menyadari bahaya dan upaya menghindari dari tertular dan menularkan virus, dan lingkungan masyarakat maka akan mendukung untuk pencegahan COVID-19, maka indonesia, khususnya Kalsel bisa cepat keluar dari persoalan pandemi ini apalagi pandemi ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Tercermin dalam taatnya dan patuhnya umumnya masyarakat di Kalsel pada ulama dan para pemuka agama yang ada, ulama dapat memberikan pemahaman dan upaya yang benar melawan dan mencegahan penyebaran virus.
Baca juga: Santunan Rp15 Juta perjiwa bagi ahli waris anggota keluarganya meninggal terinfeksi COVID-19
"Contoh sederhana peran ulama dapat difungsikan untuk kampanye bahaya COVID-19 melalui dakwah-dakwah atau khutbah, sehingga masyarakat juga peduli tentang upaya pencegahan penyebaran virus," katanya.
Menurut dia, sependapat bahwa tingginya lonjakan kasus COVID-19 di Kalsel tidak terlepas dari masih banyaknya sikap acuh terhadap adanya virus berbahaya, menular dan mematikan ini, dan sikap acuh tersebut perlu diluruskan dengan pelibatan para ulama dalam memberikan pengertian dan pemahaman.
Penerapan protokol kesehatan maupun peraturan yang melengkapinya dalam upaya membina kesadaraan dan ketaatan masyarakat untuk mematuhinya, tentu akan lebih efektif ketika menjadi sebuah kesadaran dan menjadi kebutuhan dalam menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, mengutip pernyataan dari Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, potensi kearifan lokal atau local wisdom menjadi cara yang efektif untuk mengampanyekan bahaya COVID-19, terutama adanya bantuan tokoh masyarakat setempat, kalau di Kalsel khususnya para alim ulama.
"Sesuai kondisi geografis kalsel yang agamis, sangat tepat jika para ulama atau pemuka agama dilibatkan dalam mengkampanyekan bahaya dan upaya penanggulangan penyebaran virus, yang tidak hanya mewadah di perkotaan tapi sudah masuk ke pelosok, bukannya jumlahnya menurun malah trendnya naik," katanya, Senin (20/7).
Baca juga: Tahapan Pilkada masa pandemi HST, petugas coklit reaktif langsung diganti
Dijelaskan dia, pemberdayaan dari potensi keafifan lokal tersebut sangat penting untuk membantu mengkampanyekan ke masyarakat, bahwa ancaman COVID-19 itu nyata dan sudah ada fakta di lapangan, sehingga masyarakat lebih memperhatikan protokol kesehatan yang ada, memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
Harapannya jika masyarakat sudah menyadari bahaya dan upaya menghindari dari tertular dan menularkan virus, dan lingkungan masyarakat maka akan mendukung untuk pencegahan COVID-19, maka indonesia, khususnya Kalsel bisa cepat keluar dari persoalan pandemi ini apalagi pandemi ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Tercermin dalam taatnya dan patuhnya umumnya masyarakat di Kalsel pada ulama dan para pemuka agama yang ada, ulama dapat memberikan pemahaman dan upaya yang benar melawan dan mencegahan penyebaran virus.
Baca juga: Santunan Rp15 Juta perjiwa bagi ahli waris anggota keluarganya meninggal terinfeksi COVID-19
"Contoh sederhana peran ulama dapat difungsikan untuk kampanye bahaya COVID-19 melalui dakwah-dakwah atau khutbah, sehingga masyarakat juga peduli tentang upaya pencegahan penyebaran virus," katanya.
Menurut dia, sependapat bahwa tingginya lonjakan kasus COVID-19 di Kalsel tidak terlepas dari masih banyaknya sikap acuh terhadap adanya virus berbahaya, menular dan mematikan ini, dan sikap acuh tersebut perlu diluruskan dengan pelibatan para ulama dalam memberikan pengertian dan pemahaman.
Penerapan protokol kesehatan maupun peraturan yang melengkapinya dalam upaya membina kesadaraan dan ketaatan masyarakat untuk mematuhinya, tentu akan lebih efektif ketika menjadi sebuah kesadaran dan menjadi kebutuhan dalam menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020