Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim mengatakan Kalimantan Selatan membutuhkan kemampuan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) 1.500 sampel sehari agar penanganan pasien positif COVID-19 lebih cepat dilakukan.

"Kalau sekarang rata-rata baru sekitar 30 persen sampel bisa diuji dari seluruh sampel tes usap yang masuk. Sedangkan sisanya menunggu antrean cukup lama," kata dia di Banjarmasin, Senin.

Menurut Erwinn, bila penyiapan sarana tes PCR mencukupi maka periode penyembuhan juga bisa semakin cepat. Ia memprediksi dengan kemampuan memeriksa 1.500 sampel perhari, baru tercapai kondisi stabil penanganan kasus positif COVID-19.

Dia memaparkan untuk satu alat tes PCR sekarang bisa mendiagnosis 192 sampel dari dua kali operasi sehari. Sehingga jika Kalsel memiliki minimal 5 alat PCR saja, maka sudah hampir 1.000 sampel bisa diuji perhari.

"Kalau kondisi saat ini, hari ini tes usap harus menunggu antrean hampir 3 minggu baru diketahui hasilnya. Jadi, rumah sakit penuh, tempat karantina penuh hanya diisi ODP atau PDP yang belum tentu hasilnya positif COVID-19," paparnya.

Mirisnya lagi, tambah Erwinn, biaya sosial menunggu untuk menjalani karantina tentu tidak sedikit. Belum lagi mereka yang stres hingga menurunkan imunitas tubuh yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

"Jadi sekarang jika alat PCR sudah mencukupi untuk melaksanakan tes usap bagi mereka yang risiko tinggi saja tanpa harus tes cepat kepada banyak orang," katanya.
 
Penandatangan kerjasama bantuan sarana PCR yang diterima Polda Kalsel. (ANTARA/Firman)


Peningkatan kapasitas PCR tersebut terus didorong Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta. Yang terbaru, Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin kini memiliki alat PCR untuk mendiagnosis penyakit COVID-19. Alat tersebut hibah dari PT Pama Persada Nusantara untuk Polda Kalsel dalam rangka membantu percepatan penanganan pasien COVID-19 di Kalimantan Selatan.

Kapolda mengakui Kalsel saat ini mendapat atensi dari pemerintah pusat lantaran cukup tingginya kasus COVID-19 yaitu berada di urutan 6 secara nasional. Hingga tanggal 12 Juli 2020, tercatat ada 4.146 kasus positif dengan 216 kematian.
 

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020