Ketua Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmain Dr H Iwan Alflanie mengatakan, salah satu kunci penting untuk mempertahankan zona hijau adalah mencegah transmisi dari luar daerah.

"Tentunya hal ini tidaklah mudah mengingat mobilitas orang dan barang yang terus berlangsung," kata dia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat.

Untuk itu, Iwan menilai perlu menjaga kewaspadaan mengingat tingginya mobilitas penduduk antardaerah saat ini pascaberakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sebelumnya diterapkan di beberapa kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.

Sejumlah langkah yang perlu dilakukan kini, di antaranya melakukan pemantauan berkala terhadap penduduk setempat dan penyaringan terhadap penduduk yang keluar maupun masuk daerah.

"Ini harus terus dilakukan jangan sampai kecolongan," timpalnya.

Selain itu, tambah Iwan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Masyarakat harus dipahamkan bahwa tidak ada istilah "new normal" atau keadaan yang benar-benar normal. Karena setiap saat COVID-19 terus mengancam sampai nantinya virus penyakit ini telah tereradikasi (musnah) dari muka bumi.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran ULM ini menyatakan, menjaga daya tahan tubuh agar tetap prima sangat diperlukan. Apalagi pada daerah yang masih tergolong zona hijau.

"Sejatinya imunitas yang prima adalah salah satu faktor yang dapat menghambat dan memutus transmisi dari COVID-19. Tetap memakai masker, menghindari kerumunan, jaga jarak, rajin cuci tangan dan jagalah daya tahan tubuh," tandas Ahli Forensik dan Medikolegal itu.

Data Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian, dan Penanganan COVID-19 di Kalimantan Selatan menunjukkan, Kabupaten Kotabaru kini dengan kasus positif paling sedikit yaitu 76 kasus. Bahkan 58 orang sudah dinyatakan sembuh dan hanya tinggal 16 orang dirawat dengan 2 kematian. Masih cukup banyak zona hijau di wilayah pesisir laut ini.

Kemudian ada Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 93 kasus, 60 masih dirawat, 32 sembuh dan 1 kematian.

Sedangkan daerah lainnya di Kalsel dari 13 kabupaten dan kota, semuanya telah menembus angka di atas 100 kasus. Bahkan, Kota Banjarmasin sebagai Ibukota Kalsel dengan kasus tertinggi sudah mencapai 1.845 orang dan 136 kematian. Bahkan di 52 kelurahan yang ada semuanya terdampak alias zona merah.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020