Dokter internship asal Tanjung, Kabupaten Tabalong, Norsaidatun Nafizah, menyampaikan bahwa pikiran positif dan optimis sangat berpengaruh dalam upaya penyembuhan pasien positif COVID-19, terutama meningkatkan imunitas tubuh.
Ia mengatakan, saat dinyatakan positif COVID-19 merasa sangat terkejut dan sedih, karena merasa tidak bergejala sakit apalagi sampai terpapar COVID-19, dan ketakutan tersebut juga karena khawatir akan menularkan kepada rekan kerja dan keluarga.
"Pasien dalam upaya penyembuhan COVID-19 sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk keluarga, jangan dikucilkan apalagi dijauhi, semangat yang diberikan akan memberikan optimisme untuk segera sembuh," katanya, Rabu (17/5).
Dijelaskan dia, saat akan memulai bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend H Hasan Basry Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) disuruh mengikuti prosedur yang ada sebelum diturunkan bertugas sebagai dokter internship di Kandangan.
Baca juga: Sembuh pasien positif COVID-19 HSS bertambah dua, jadi 32 orang
Dilakukan pemeriksaan kesehatan berupa rapid test, dari hasil rapid test diketahui hasilnya non reaktif, kemudian dilanjutkan dengan tes swab, dan ketika hasil tes swab disampaikan dari enam tenaga media yang diperiksa termasuk dirinya, hanya dirinya yang dinyatakan positif pada 29 Mei 2020 lalu.
Ia mengikuti arahan untuk mendapatkan perawatan dalam karantina di ruang isolasi di RSUD Kandangan, perawatan dilakukan selama kurang lebih 24 hari, dan lamanya perawatan itu karena memang hasil tes swab yang harus menunggu hasil PCR dari balai yang ada di Banjarbaru.
"Memang ketika yang terpapar adalah orang tanpa gejala, menjadi mengerikan karena akan bisa menularkan pada orang lain, sementara dirinya sendiri tidak mengetahui terpapar virus," katanya.
Setelah menjalani perawatan selama 24 hari dan dinyatakan sembuh, dirasakan begitu besar peran dari dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, walaupun tidak bisa bertatap muka, komunikasi dengan keluarga tetap terjalin melalui video call.
Baca juga: Bantuan spesifik untuk pasien perempuan dan anak HSS terkonfirmasi COVID-19
Dan untuk keluarga memang tidak ada anggota keluarga lainnya yang dinyatakan positif COVID-19, hanya dirinya yang dinyatakan positif dan ia berterima kasih atas bantuan para medis yang telah melakukan peraawatan dengan baik, untuk para media di RSUD Kandangan dan RSUD Daha Sejahtera.
Menurut dia, kalau ada anggapan bahwa virus ini hanya akal-akalan saja, tidak benar, karena dalam hal ini tidak hanya masyarakat umum yang menjadi korban tetapi juga dari tenaga medis, bahkan dari beberapa dokter yang yang merawat pasien juga ikut tertular.
Adanya new normal bukan berarti kembali kekebiasaan lama, namun normal dengan kebiasaan baru disaat masih terjadinya pandemi COVID-19, seperti keluar rumah menggunakan masker, menerapkan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun di air mengalir dan jaga jarak.
"Untuk teman-teman yang masih dirawat semoga cepat sembuh, berpikir positif dan optimis akan sangat membantu prosesnya, semangat sembuh demi orang-orang yang kita cintai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, saat dinyatakan positif COVID-19 merasa sangat terkejut dan sedih, karena merasa tidak bergejala sakit apalagi sampai terpapar COVID-19, dan ketakutan tersebut juga karena khawatir akan menularkan kepada rekan kerja dan keluarga.
"Pasien dalam upaya penyembuhan COVID-19 sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk keluarga, jangan dikucilkan apalagi dijauhi, semangat yang diberikan akan memberikan optimisme untuk segera sembuh," katanya, Rabu (17/5).
Dijelaskan dia, saat akan memulai bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend H Hasan Basry Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) disuruh mengikuti prosedur yang ada sebelum diturunkan bertugas sebagai dokter internship di Kandangan.
Baca juga: Sembuh pasien positif COVID-19 HSS bertambah dua, jadi 32 orang
Dilakukan pemeriksaan kesehatan berupa rapid test, dari hasil rapid test diketahui hasilnya non reaktif, kemudian dilanjutkan dengan tes swab, dan ketika hasil tes swab disampaikan dari enam tenaga media yang diperiksa termasuk dirinya, hanya dirinya yang dinyatakan positif pada 29 Mei 2020 lalu.
Ia mengikuti arahan untuk mendapatkan perawatan dalam karantina di ruang isolasi di RSUD Kandangan, perawatan dilakukan selama kurang lebih 24 hari, dan lamanya perawatan itu karena memang hasil tes swab yang harus menunggu hasil PCR dari balai yang ada di Banjarbaru.
"Memang ketika yang terpapar adalah orang tanpa gejala, menjadi mengerikan karena akan bisa menularkan pada orang lain, sementara dirinya sendiri tidak mengetahui terpapar virus," katanya.
Setelah menjalani perawatan selama 24 hari dan dinyatakan sembuh, dirasakan begitu besar peran dari dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, walaupun tidak bisa bertatap muka, komunikasi dengan keluarga tetap terjalin melalui video call.
Baca juga: Bantuan spesifik untuk pasien perempuan dan anak HSS terkonfirmasi COVID-19
Dan untuk keluarga memang tidak ada anggota keluarga lainnya yang dinyatakan positif COVID-19, hanya dirinya yang dinyatakan positif dan ia berterima kasih atas bantuan para medis yang telah melakukan peraawatan dengan baik, untuk para media di RSUD Kandangan dan RSUD Daha Sejahtera.
Menurut dia, kalau ada anggapan bahwa virus ini hanya akal-akalan saja, tidak benar, karena dalam hal ini tidak hanya masyarakat umum yang menjadi korban tetapi juga dari tenaga medis, bahkan dari beberapa dokter yang yang merawat pasien juga ikut tertular.
Adanya new normal bukan berarti kembali kekebiasaan lama, namun normal dengan kebiasaan baru disaat masih terjadinya pandemi COVID-19, seperti keluar rumah menggunakan masker, menerapkan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun di air mengalir dan jaga jarak.
"Untuk teman-teman yang masih dirawat semoga cepat sembuh, berpikir positif dan optimis akan sangat membantu prosesnya, semangat sembuh demi orang-orang yang kita cintai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020