Kepala Gugus Tugas COVID-19 Nasional Doni Monardo mengatakan Kementerian Kesehatan membantu dua alat polymerase chain reaction (PCR) untuk meningkatkan kemampuan diagnosis COVID-19 di Kalimantan Selatan.
Dua alat PCR tersebut, diserahkan saat tiga pejabat negara, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Gugus Tugas Nasional COVID-19 Doni Monardo datang ke Kalimantan Selatan, Minggu.
PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Doni yang juga Kepala BNPB itu mengatakan saat ini Kalsel kekurangan alat pemeriksaan spesimen PCR COVID-19. Apalagi, pemeriksaan yang dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, juga harus melayani pemeriksaan spesimen dari Kalimantan Tengah.
"Mengatasi kekurangan tersebut, Kemenkes dan Gugus Tugas COVID-19 RI telah menyiapkan dua unit alat PCR melengkapi kekuatan yang ada," katanya.
Selain itu, pemerintah pusat juga akan membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) laboratorium dengan melibatkan sukarelawan, seperti mahasiswa.
Menurut dia, beberapa laboratorium di Indonesia telah mampu bekerja hingga 18 jam, bahkan di Universitas Andalas Sumatera Barat, sudah bisa bekerja 24 jam dengan melibatkan mahasiswa.
"Jadi jumlah spesimen yang mampu diperiksa mencapai 1.500 sampel. Ini merupakan prestasi yang harus dihargai," katanya.
Bila seluruh daerah dan seluruh pihak bisa bekerja secara militan seperti itu, diharapkan penyebaran kasus COVID-19 bisa segera dikurangi, bahkan dihentikan.
Menurut dia, percepatan penanganan spesimen sangat penting dilakukan, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19, mengingat 79 persen penyebaran virus ini di Kalsel berasal dari Orang Tanpa Gejala (OTG).
Dia berharap ke depan laboratorium di Kalsel juga bisa memanfaatkan mahasiswa atau relawan untuk mempercepat penanganan pemeriksaan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan selain Jakarta dan Pulau Jawa yang telah menjadi episentrum penyebaran COVID-19, saat ini tiga provinsi di luar Jawa yang mendapatkan perhatian pusat, karena penambahan kasusnya cukup tinggi.
Tiga provinsi tersebut, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan. "Jadi tiga Selatan, karena itu pagi ini saya berkunjung ke sini untuk mengecek berbagai macam fasilitas yang ada," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga akan langsung menginventarisasi kekurangan yang perlu dukungan penuh dari pusat. "Kami juga ingin mengetahui rencana apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel dan petugas daerah, mengingat kasus di provinsi ini cukup tinggi dan cenderung terus naik," katanya.
Menurut Muhadjir, harus ada penanganan khusus untuk mengatasi penambahan jumlah kasus COVID-19 tersebut.
Selain memberikan dukungan, kedatangan ketiga pejabat negara tersebut juga memberikan bantuan peralatan dan personel.
Kedatangan rombongan yang didampingi Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Pengendalian (GTPP) COVID-19 Kalsel Abdul Haris merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo.
Kedatangan rombongan pejabat pusat tersebut, sekaligus untuk melakukan monitoring dan evaluasi dan inventarisasi peralatan dan kekurangan alat, pencegahan dan penanggulangan pandemi COVID-19 di Kalsel.
Pada kesempatan tersebut, rombongan menyerahkan dua unit mesin PCR, 5 ribu tes PCR, 5 ribu test RNA, 5 ribu tes VTN, 6 ribu alat rapid test, 200 pcs face shield, 25 ribu pcs masker bedah, 3 ribu pcs medical gloves, 3.500 APD, 300 pcs buffon cap dan 2 ribu pcs masker N95.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Dua alat PCR tersebut, diserahkan saat tiga pejabat negara, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Gugus Tugas Nasional COVID-19 Doni Monardo datang ke Kalimantan Selatan, Minggu.
PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Doni yang juga Kepala BNPB itu mengatakan saat ini Kalsel kekurangan alat pemeriksaan spesimen PCR COVID-19. Apalagi, pemeriksaan yang dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, juga harus melayani pemeriksaan spesimen dari Kalimantan Tengah.
"Mengatasi kekurangan tersebut, Kemenkes dan Gugus Tugas COVID-19 RI telah menyiapkan dua unit alat PCR melengkapi kekuatan yang ada," katanya.
Selain itu, pemerintah pusat juga akan membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) laboratorium dengan melibatkan sukarelawan, seperti mahasiswa.
Menurut dia, beberapa laboratorium di Indonesia telah mampu bekerja hingga 18 jam, bahkan di Universitas Andalas Sumatera Barat, sudah bisa bekerja 24 jam dengan melibatkan mahasiswa.
"Jadi jumlah spesimen yang mampu diperiksa mencapai 1.500 sampel. Ini merupakan prestasi yang harus dihargai," katanya.
Bila seluruh daerah dan seluruh pihak bisa bekerja secara militan seperti itu, diharapkan penyebaran kasus COVID-19 bisa segera dikurangi, bahkan dihentikan.
Menurut dia, percepatan penanganan spesimen sangat penting dilakukan, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19, mengingat 79 persen penyebaran virus ini di Kalsel berasal dari Orang Tanpa Gejala (OTG).
Dia berharap ke depan laboratorium di Kalsel juga bisa memanfaatkan mahasiswa atau relawan untuk mempercepat penanganan pemeriksaan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan selain Jakarta dan Pulau Jawa yang telah menjadi episentrum penyebaran COVID-19, saat ini tiga provinsi di luar Jawa yang mendapatkan perhatian pusat, karena penambahan kasusnya cukup tinggi.
Tiga provinsi tersebut, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan. "Jadi tiga Selatan, karena itu pagi ini saya berkunjung ke sini untuk mengecek berbagai macam fasilitas yang ada," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga akan langsung menginventarisasi kekurangan yang perlu dukungan penuh dari pusat. "Kami juga ingin mengetahui rencana apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel dan petugas daerah, mengingat kasus di provinsi ini cukup tinggi dan cenderung terus naik," katanya.
Menurut Muhadjir, harus ada penanganan khusus untuk mengatasi penambahan jumlah kasus COVID-19 tersebut.
Selain memberikan dukungan, kedatangan ketiga pejabat negara tersebut juga memberikan bantuan peralatan dan personel.
Kedatangan rombongan yang didampingi Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Pengendalian (GTPP) COVID-19 Kalsel Abdul Haris merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo.
Kedatangan rombongan pejabat pusat tersebut, sekaligus untuk melakukan monitoring dan evaluasi dan inventarisasi peralatan dan kekurangan alat, pencegahan dan penanggulangan pandemi COVID-19 di Kalsel.
Pada kesempatan tersebut, rombongan menyerahkan dua unit mesin PCR, 5 ribu tes PCR, 5 ribu test RNA, 5 ribu tes VTN, 6 ribu alat rapid test, 200 pcs face shield, 25 ribu pcs masker bedah, 3 ribu pcs medical gloves, 3.500 APD, 300 pcs buffon cap dan 2 ribu pcs masker N95.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020