Oleh Hasan Zainuddin
"Masalahnya pohon sebesar itu sekarang ini sudah sulit diperoleh dan dilihat sebagai kekayaan dan warisan hutan alam," kata Wakil Ketua FKH Banjarmasin Mohammad Ary saat berada di Desa Panggung, Kabupaten Balangan, Kalsel, Rabu.
Mohamad Ary bersama empat anggota FKH lainnya berada di desa yang berdekatan dengan Pegunungan Meratus tersebut untuk melihat dari dekat kedua pohon besar yang tumbuh di areal perkebunan karfet milik warga tersebut.
Kedua pohon besar tersebut pertama adalah pohon kayu kusi (sejenis kayu besi) yang berdiameter (garis tengah) hampir dua meter dengan ketinggian puluhan meter, sehingga enam orang dengan tangan terbentang mengelilingi pohon tersebut untuk bisa bersentuhan satu sama lain.
Menurut Ary, kedua pohon besar tersebut sangat berguna dikemudian hari sebagai objek wisata, objek pelelitian dan pendidikan.
Oleh karena itu ia berharap kepada pemilik lahan atau warga setempat bisa menjaga kedua pohon besar tersebut, begitu juga pemerintah Kabupaten Balangan harus ikut memanfaatkan kedua pohon itu sebagai objek wisata alam yang eksotis.
Menurut Ali (54 tahun), seorang warga desa yang memandu ke lokasi tersebut mengatakan pohon tersebut ditaksir bersusia ratusan tahun, soalnya saat ini masih kecil sekali pohon tersebut sudah sebesar itu.
Pohon tersebut biasanya menjadi tempat sarang-sarang lebah madu, dan jenis kayu sangat keras bewarna merah kehitaman persis kayu ulin tetapi leboh berserat, kata Ali.
Pohon kedua yang tak jauh dari pohon pertama adalah pohon buah lahung (buah sejenis durian tetapi durinya lancip bewarna merah kehitaman).
Pohon inipun tak kalah besarnya dan setiap musim buah menghasilkan ratusan biji buah lahung yang oleh pemiliknya menjadi penghasilan karena buah langka ini belakangan banyak dicari orang dan harganya cukup mahal, kata Ali.
Untuk mencapai lokasi kedua pohon besar tersebut tidak sulit karena hanya berjarak sekitar satu kilometer dari kampung atau desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, sehingga bisa menjadi objek wisata.
 Sebelum sampai ke kedua pohon, pengunjung harus menyeberangi jembatan gantung Sungai Pitap, anak sungai balangan, lalu menyusuri hutan bambu, kebun karet dan semak belukar.  Â
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Paringin, Kalsel, (Antaranews Kalsel) - Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berharap dua pohon besar yang terletak di hutan Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, tetap dipelihara sebagai harta warisan alam.
"Masalahnya pohon sebesar itu sekarang ini sudah sulit diperoleh dan dilihat sebagai kekayaan dan warisan hutan alam," kata Wakil Ketua FKH Banjarmasin Mohammad Ary saat berada di Desa Panggung, Kabupaten Balangan, Kalsel, Rabu.
Mohamad Ary bersama empat anggota FKH lainnya berada di desa yang berdekatan dengan Pegunungan Meratus tersebut untuk melihat dari dekat kedua pohon besar yang tumbuh di areal perkebunan karfet milik warga tersebut.
Kedua pohon besar tersebut pertama adalah pohon kayu kusi (sejenis kayu besi) yang berdiameter (garis tengah) hampir dua meter dengan ketinggian puluhan meter, sehingga enam orang dengan tangan terbentang mengelilingi pohon tersebut untuk bisa bersentuhan satu sama lain.
Menurut Ary, kedua pohon besar tersebut sangat berguna dikemudian hari sebagai objek wisata, objek pelelitian dan pendidikan.
Oleh karena itu ia berharap kepada pemilik lahan atau warga setempat bisa menjaga kedua pohon besar tersebut, begitu juga pemerintah Kabupaten Balangan harus ikut memanfaatkan kedua pohon itu sebagai objek wisata alam yang eksotis.
Menurut Ali (54 tahun), seorang warga desa yang memandu ke lokasi tersebut mengatakan pohon tersebut ditaksir bersusia ratusan tahun, soalnya saat ini masih kecil sekali pohon tersebut sudah sebesar itu.
Pohon tersebut biasanya menjadi tempat sarang-sarang lebah madu, dan jenis kayu sangat keras bewarna merah kehitaman persis kayu ulin tetapi leboh berserat, kata Ali.
Pohon kedua yang tak jauh dari pohon pertama adalah pohon buah lahung (buah sejenis durian tetapi durinya lancip bewarna merah kehitaman).
Pohon inipun tak kalah besarnya dan setiap musim buah menghasilkan ratusan biji buah lahung yang oleh pemiliknya menjadi penghasilan karena buah langka ini belakangan banyak dicari orang dan harganya cukup mahal, kata Ali.
Untuk mencapai lokasi kedua pohon besar tersebut tidak sulit karena hanya berjarak sekitar satu kilometer dari kampung atau desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, sehingga bisa menjadi objek wisata.
 Sebelum sampai ke kedua pohon, pengunjung harus menyeberangi jembatan gantung Sungai Pitap, anak sungai balangan, lalu menyusuri hutan bambu, kebun karet dan semak belukar.  Â
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014