Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan mengungkapkan, provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut pada Maret 2014 mengalami deflasi sebesar 0,35 persen.


"Tingkat deflasi tersebut gabungan dari deflasi di Kota Banjarasin (ibu kota provinsi) dan kota Tanjung, ibu kota Kabupaten Tabalong," ungkap Kepala BPS Kalsel Dyan Pramono Effendy, di Banjarmasin, Selasa.

Sementara laju inflasi kumulatif tahun 2014 (Maret 2014 terhadap Desember 2013) mengalami deflasi sebesar 0,62 persen, dan laju inflasi "year on year" 4,88 persen.

Khusus di Banjarmasin yang mandapat julukan kota seribu sungai, pada Maret 2014 terjadi deflasi 0,36 persen, laju inlasi kumulatif tahun 2014 (Maret 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 0,00 persen, dan laju inflasi "year on year" 4,83 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Banjarmasin antara lain mie, ikan gabus, rokok kretek filter, kol putih/kubis, cabai rawit, udang basah, kembung/gembung, kacang panjang, bayam dan ikan sepat siam.

Sedangkan komoditias yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, angkutan udara, semangka, bahan bakar rumah tangga, melon, cabai merah, ikan patin, wortel dan kentang.

Di Kota Banjarmasin, dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok di antaranya mengalai kenaikan indeks harga yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokoh & tembakau sebesar 081 persen, serta kelompok kesehatan 0,01 persen.

Lima kelompok lainnya mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok bahan makanan 1,87 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,16 persen.

Kemudian yang mengalami penurunan indeks harga, kelompok sandang 0,18 persen, kelompok pendidikan 0,03 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,76 persen.

Sementara di "kota minyak" Tanjung (236 km utara Banjarmasin) pada Maret 2014 mengalami deflasi 0,21 persen atau lebih rendah dari ibu kota Prov Kalsel 0,15 persen.

Namun laju inflasi kumulatif tahun 2014 (Maret 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 1,95 persen atau lebih tinggai dari Kota Banjarmasin yang pada bulan sama 0,00 persen.

Begitu pula lanju inflasi year on year di kota minyak tersebut mencapai 5,49 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan kota Banjarmasin yang tercatat 4,83 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil tertinggi di kota Tanjung, ibu kota kabupaten yang berbatasan dengan Kaltim dan Kateng itu selama Maret 2014 antara lain beras, kacang panjang, dan bawang merah.

Selain itu, anggur, rokoh kretek filter, buncis, minyak goreng, kasur, emass perhiasan, serta telur itik, ungkapnya dalam jumpa pers di kantor BPS Kalsel Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin, dihadiri Kepala BPS Tabalong.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di kota Tanjung itu antara lain daging ayam ras, ikan layang/benggol, ikan nila, cabai rawit, kentang, terong panjang, semangka, ikan kembung/gembung dan melon.

Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi di kota Merauke, Papua 1,15 persen dan terendah kota Kendari Sultera dan Makassar Sulsel masing-masing 0,02 persen.

  Deflasi terbesar di kota Tual, Sulut sebesar 2,43 persen dan terendah di kota Sorong, Papua Barat sebesar 0,02 persen, demikian Dyan Pramono Effendi.    

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014