Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mulai memetakan rencana anggaran yang akan diajukan kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk pencairan dana bantuan tambahan Olympic Solidarity.
"Jadi sementara ini kita sedang menyusun apa saja (yang akan diajukan). Sedang kita pelajari yang boleh itu apa saja," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) KOI Ferry Kono saat dihubungi Kamis.
Ferry menjelaskan, IOC melalui program Olympic Solidarity memang rutin memberikan dana bantuan kepada National Olympic Committee (NOC) setiap tahunnya. Jumlah dana tersebut tahun ini mengalami peningkatan sehubungan dengan adanya penundaan Olimpiade Tokyo selama setahun ke depan.
Untuk dana bantuan rutin, Ferry mengungkapkan bahwa KOI sudah mengajukan proposalnya kepada IOC. Program-program yang diusulkan antara lain untuk keperluan organisasi, beasiswa atlet, pelatih, dan cabang olahraga serta promosi Olimpiade. Pada pengajuan tahun lalu misalnya, tim basket 3x3 Indonesia menjadi salah satu cabang olahraga yang mendapat jatah dana bantuan rutin tersebut.
Sementara untuk proposal pencairan dana tambahan, KOI masih akan berkomunikasi dengan cabang-cabang olahraga olimpik yang sekiranya programnya bisa dibiayai oleh dana Olympic Solidarity.
Ia mencontohkan, karena usulan program harus berkaitan dengan Olimpiade, maka KOI kemungkinan akan mengajukan bantuan untuk keperluan try out cabang olahraga ke Jepang nanti. Apabila disetujui, hal tersebut dinilai akan meringankan beban anggaran pemerintah.
"Contohnya mereka punya program bantuan apabila mau try out di Jepang sebelum game times-nya nanti. Nah itu sedang kita kaji karena kita pengin try out di sana sekalian. Nanti irisan anggarannya sama Kemenpora," kata dia.
Olympic Solidarity yang didirikan pada 1961 oleh IOC itu memiliki misi utama mengatur bantuan bagi seluruh NOC yang disalurkan lewat berbagai program dan beasiswa.
Dana kepada NOC kini mengalami peningkatan dari 46 juta dolar AS (sekitar Rp710 miliar) menjadi 57 juta dolar AS (sekitar Rp880 miliar). Dana bantuan itu mencakup biaya perjalanan dan akomodasi kontingen menuju dan selama Olimpiade Tokyo nanti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Jadi sementara ini kita sedang menyusun apa saja (yang akan diajukan). Sedang kita pelajari yang boleh itu apa saja," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) KOI Ferry Kono saat dihubungi Kamis.
Ferry menjelaskan, IOC melalui program Olympic Solidarity memang rutin memberikan dana bantuan kepada National Olympic Committee (NOC) setiap tahunnya. Jumlah dana tersebut tahun ini mengalami peningkatan sehubungan dengan adanya penundaan Olimpiade Tokyo selama setahun ke depan.
Untuk dana bantuan rutin, Ferry mengungkapkan bahwa KOI sudah mengajukan proposalnya kepada IOC. Program-program yang diusulkan antara lain untuk keperluan organisasi, beasiswa atlet, pelatih, dan cabang olahraga serta promosi Olimpiade. Pada pengajuan tahun lalu misalnya, tim basket 3x3 Indonesia menjadi salah satu cabang olahraga yang mendapat jatah dana bantuan rutin tersebut.
Sementara untuk proposal pencairan dana tambahan, KOI masih akan berkomunikasi dengan cabang-cabang olahraga olimpik yang sekiranya programnya bisa dibiayai oleh dana Olympic Solidarity.
Ia mencontohkan, karena usulan program harus berkaitan dengan Olimpiade, maka KOI kemungkinan akan mengajukan bantuan untuk keperluan try out cabang olahraga ke Jepang nanti. Apabila disetujui, hal tersebut dinilai akan meringankan beban anggaran pemerintah.
"Contohnya mereka punya program bantuan apabila mau try out di Jepang sebelum game times-nya nanti. Nah itu sedang kita kaji karena kita pengin try out di sana sekalian. Nanti irisan anggarannya sama Kemenpora," kata dia.
Olympic Solidarity yang didirikan pada 1961 oleh IOC itu memiliki misi utama mengatur bantuan bagi seluruh NOC yang disalurkan lewat berbagai program dan beasiswa.
Dana kepada NOC kini mengalami peningkatan dari 46 juta dolar AS (sekitar Rp710 miliar) menjadi 57 juta dolar AS (sekitar Rp880 miliar). Dana bantuan itu mencakup biaya perjalanan dan akomodasi kontingen menuju dan selama Olimpiade Tokyo nanti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020