Ibramsyah, kelahiran Banjarmasin 12 Agustus 1974 ini salah satu orang yang memiliki kelebihan di atas kekurangannya sebagai penyandang disabilitas tuna netra.

Sebagai orang yang ditakdirkan tidak sempurna secara fisik, tidak membuatnya merana dan putus asa dalam menjalani hidup, malah coba terus menggali potensi diri agar tidak dipandang sebelah mata.

Bukti dari kegigihan Ibramsyah dalam belajar hidup mandiri untuk sebuah prestasi bisa tercapai, khususnya bidang olahraga.

Ibramsyah yang bisa menggeluti profesi pijat ini merupakan perenang tuna netra berprestasi yang dimiliki Provinsi Kalimantan Selatan.

Bahkan, nama Ibramsyah sebagai atlet renang disabilitas Kalsel dicatat dalam tinta emas sebagai atlet nasional yang mengharumkan negara di ajang Asean Paragames.

Di mana pada ajang bergengsi olahraga difabel itu di Singapura meraih medali perak dan perunggu saat Indonesia menjadi tuan rumah.

Bahkan dia pernah juga merasakan sebagai gelar event yang sama di Malaysia.

Tentunya, Ibramsyah yang alumni SMA PGRI 5 Banjarmasin ini sampai ketingkatan itu sudah menjalani tahapan.

Tahapan cemerlang Ibramsyah sejak mengikuti Pekan Olahraga Anak Cacat Nasional (Porcanas) tahun 2008 di Kalimantan Timur (Kaltim), tiga medali emas didapatnya.

Prestasi raihan tiga medali emas itu dapat dipertahankan Ibramsyah saat mengikuti Pekan Paralimpik Indonesia (Paparnas) 2012 di Riau.

Bahkan tanpa kendor di Paparnas tahun 2016 di Jawa Barat dengan tetap meraih tiga medali emas, di usia 45 tahun jalan ini, Ibramsyah bertekad mempertahankan rekornya itu di Paparnas akan datang di Papua. Karena wabah virus Corona atau COVID-19, Paparnas Papua di mundur pada 2021.

Dia mengaku tetap semangat berlatih untuk terus menjaga kualitas fisik guna terus bisa bertahan sebagai atlet daerah dan terus memberikan presentasi bagi nama harum daerah.

Dia bercerita singkat tentang perjalanan hidupnya hingga menjadi atlet renang disabilitas tersebut, karena motivasi pelatih renang yang lama dikenalnya.

Dia mengaku dulunya memang kerja sebagai pembersih kolam renang, sebelum kedua matanya mengalami kebutaan total pada tahun 2000-an.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020