Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Barat (Jabar), Widya Wibawa mengatakan para pengusaha truk di Jabar sedang dihadapkan dengan masalah ancaman pembajakan yang dilakukan oleh sekelompok preman.

"Dalam sepekan terakhir dua kasus pembajakan dan satu kasus pencurian menimpa armada truk milik pengusaha Jabar," kata Ketua Aptrindo Jabar Widya Wibawa di Bandung, Jumat.

Widya mengatakan pembajakan terjadi pada truk milik pengusaha Jabar yang mengangkut makanan dan minuman pada 12 April 2020 di Purwodadi, Jawa Tengah dan pada 13 April 2020 di Demak, Jawa Tengah.

Menurut dia, jalur yang biasa dilalui truk pengangkut bahan pokok milik pengusaha Jabar relatif aman dan belum pernah ada kejadian pembajakan sebelumnya.

Oleh karena itu, ia menduga, pembajakan tersebut dipicu oleh persoalan ekonomi atau pembebasan sejumlah narapidana yang dilakukan karena adanya COVID-19.

"Kami berharap pemerintah meningkatkan keamanan di jalur distribusi logistik, khususnya bagi bahan pokok. Bagi kami, jaminan keamanan ibarat alat pelindung diri (APD) petugas kesehatan," ujar Widya.

Pengusaha truk asal Jabar yang dibajak di Demak yang juga Bendahara Umum Aptrindo Jabar, Roby Kurniawan, mengatakan kerugian yang diderita akibat pembajakan tersebut mencapai Rp1,8 miliar.

Sedangkan, ongkos angkut rata-rata mencapai kisaran Rp6 juta hingga Rp8 juta per perjalanan, dengan keuntungan bersih sekitar Rp1 juta lebih.

"Masalahnya ialah kebanyakan pemilik barang tidak mengasuransikan barangnya. Padahal tidak sedikit dari mereka perusahaan besar. Akibatnya, kami yang harus menanggung kerugian ini," ujar Roby.

Roby mengatakan besarnya keuntungan yang diperoleh dengan kerugian yang harus ditanggung dalam kejadian ini terpaut terlalu jauh.

Untuk itu, menurut dia, jika pemerintah dan pihak keamanan tidak bisa menjamin keamanan di jalan raya maka bukan tidak mungkin akan banyak pengusaha truk memilih untuk berhenti beroperasi.

"Jadi kasus ini sudah dilaporkan pada polisi, barang sudah ditemukan sebagian, tinggal truknya yang masih belum ditemukan. Akan tetapi, masalah terbesar dibalik kasus ini adalah soal keamanan bagi armada distribusi bahan pokok," kata Roby.

Ia mengatakan apabila distribusi bahan pokok terganggu maka stabilitas ekonomi dan keamanan juga akan terdampak, apalagi masyarakat juga dihadapkan dengan wabah COVID-19.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020