Oleh Imam Hanafi

Kotabaru,  (Antaranews Kalsel) - Bupati Kotabaru, Kalimantan Selatan, H Irhami Ridjani menyatakan, perusahaan bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores akan menjadi investor pembangunan terowongan yang menghubungan Pulaulaut Kotabaru-daratan Kalimantan.

"Karena biaya pembuatan terowongan itu kurang dari Rp1 triliun, maka investornya masih tetap PT SILO, lebih murah dibandingkan dengan membangun jembatan," kata Bupati.

Kemungkinan, lanjut Irhami, investor terowongan akan melakukan ekspos sekitar 25 Pebruari atau setelahnya.

Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, investor pembangunan terowongan tetap PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO), sedangkan pelaksana pembangunan mungkin perusahaan dari China.

Pembangunan terowongan tersebut, memerlukan waktu sekitar empat tahun, lebih lama dua tahun dibandingkan dengan pembangunan jembatan hanya cukup waktu dua tahun.

"Apabila ini sudah terealisasi, mungkin ini satu-satunya terowongan di negeri ini," tutur bupati.

Menurut bupati, pembangunan terowongan dengan panjang sekitar 3,5 kilometer yang menghubungkan Pulau Laut dengan daratan Kalimantan, sebagai jalan alternatif pembangunan jembatan yang tidak segera terealisasi.

"Pembangunan terowongan tersebut merupakan langkah akhir, apabila jembatan yang sudah lama direncanakan itu tidak segera dapat direalisasikan," katanya.

Terowongan tersebut dibuat dengan dua jalur, dengan titik sebelah barat atau daratan Kalimantan berada di daerah Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir. Sedangkan untuk di titik timur di Pulau Laut berada di sekitar Stagen, atau Tanjung Ayun, Kecamatan Pulau Laut Utara.

"Bahkan menurut ahlinya, jauh lebih aman dibandingkan dengan yang lainnya," jelas Irhami seraya menambahkan, sumber dari pendanaan pembangunan terowongan tersebut ada tiga alternatif.

Pertama, pembuatan terowongan bisa dibiayai murni dari dana APBN, atau APBN bergabung dengan APBD provinsi. Kedua, dana bersumber dari APBD Provinsi dan Kabupaten Kotabaru, dan ketiga, sumber dana bisa bergabung dari APBD/APBN dengan dana Coorporate Social Responsibility (CSR).

"Dana CSR tersebut bersumber dari dana yang sudah disiapkan oleh Group PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)," paparnya.

Sementara itu, belum terealisasinya pembangunan jembatan Pulau Laut-Daratan kalimantan, disebabkan karena belum adanya kejelasan pelepasan cagar alam (CA) dari Kementerian Kehutanan terhadap sebagian lokasi jembatan yang masuk dalam CA.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014