Oleh Ulul Maskuriah

Barabai, (Antaranews Kalsel) - Permintaan karet dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, ke berbagai negara seperti ke Cina, Jepang, Korea dan beberapa negara lainnya terus meningkat.


Hanya saja petani karet setempat hingga kini belum mampu memenuhi permintaan tersebut secara maksimal, kata Manajer Operasional PT DKJ Haruyan Mas`adi Darmawi di Barabai, Rabu.

"Rata-rata petani baru mampu memasok kebutuhan perusahaan antara 60-70 persen, sisanya terpaksa kita mencari ke daerah ataupun provinsi lain," katanya.

Apalagi, tambah dia, dalam beberapa bulan terakhir, permintaan karet dari beberapa negara importir terus meningkat signifikan, sehingga peningkatan produksi perlu terus digenjot.

Meningkatnya jumlah ekspor tersebut, membawa keuntungan bagi petani, harga karet yang sebelumnya sempat anjlok kini berangsur stabil.

"Untuk harga karet dalam bulan ini terhitung stabil dikisaran Rp11.000 untuk pembelian di perusahaan," katanya.

Sedangkan pembelian ditingkat pengumpul ke petani berkisar antara Rp8.000 hingga Rp9.000 per kilogram.

Sayangnya, membaiknya harga karet ini, juga belum mampu mendongkrak produksi petani, karena beberapa persoalan yang dihadapi petani, antara lain keterbatasan lahan, kemampuan produksi pohon karet dan beberapa faktor lainnya.

Menurut Mas`adi, untuk memenuhi pasokan, perusahaan berencana memiliki lahan karet tersendiri, idealnya luasan lahan tersebut berkisar antara 2.000 hingga 3.000 hektar.

"Kami telah menyampaikan rencana ini kepada Pemerintah Kabupaten HST melalui proposal kepada Dishutbun HST," katanya.

Selain kepada pemerintah, perusahaan juga telah mengkomunikasikan masalah ini kepada para petani pemilik lahan terkait luasan lahan yang diusulkan, yaitu berada di kawasan Kecamatan Batang Alai Timur.

Pihaknya optimis dengan pengembangan lahan karet tersebut akan mampu meningkatkan produksi karet di Kabupaten HST, dan meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus meningkatkan potensi daerah sebagai penghasil karet yang potensial dibidang kehutanan dan perkebunan.

Mas`adi juga memastikan, perusahaan senantiasa berkomitmen dalam keberpihakan terhadap kebutuhan masyarakat sekitar, terbukti, hampir 98 persen tenaga kerja di perusahaan PT DKJ Haruyan adalah warga lokal dengan standar pengupahan sesuai standar UMP.

  Peningkatkan pasokan, tambah dia, juga akan berimbas pada kesejahteraan karyawan karena perusahaan juga akan memberlakukan upah jam lembur.   

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014