Staf khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara meminta generasi milenial Indonesia agar jangan meremehkan dampak pandemi COVID-19 yang sedang mewabah di Tanah Air.
"Kita harus sadar, jangan ada yang meremehkan COVID-19 tidak berbahaya untuk saya," kata dia dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin.
Ia mengatakan pada situasi pandemi seperti sekarang, masih banyak generasi milenial yang menganggap enteng. Padahal, tindakan tersebut dinilainya keliru serta tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Stafsus Presidenberharap ANTARA menjadi kantor berita mendunia
"Mungkin tidak bahaya bagi anda, tapi bahaya bagi orang tua, nenek dan kelompok rentan," kata lulusan Standford University dan Harvard University itu.
Secara pribadi, pendiri Ruangguru itu melihat saat ini masih banyak generasi milenial yang berkeliaran di tempat-tempat keramaian. Padahal, pemerintah telah meminta agar setiap warga melakukan isolasi mandiri untuk memutus mata rantai virus SARS-CoV-2 yang menyebar dari Kota Wuhan, China, tersebut.
Ia berharap seluruh anak muda lebih peduli lagi baik untuk diri sendiri maupun lingkungan demi menghentikan penyebaran virus tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan di antaranya menjaga jarak fisik satu dengan lainnya.
"Saya saja sebenarnya sangat terpaksa ke sini ya, karena biasanya kerja di rumah," katanya.
Baca juga: Georgia mengkarantina dua daerah cegah penyebaran virus corona
Selain itu, ia juga menyarankan agar generasi milenial tetap menjaga komunikasi satu dan lainnya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara konferensi video, main gim daring dan sebagainya.
Menurut dia, hal tersebut akan membuat mereka yang melakukan isolasi mandiri tidak merasa bosan dan jenuh di rumah. Pencegahan penularan virus corona tipe baru penyebab COVID-19 memerlukan peran semua pihak, termasuk anak-anak muda.
Bila hanya berfokus pada mitigasi saja, penanganan penyebaran SARS-CoV-2 akan sangat sulit. Semua orang memiliki peran untuk mencegah penularan COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Kita harus sadar, jangan ada yang meremehkan COVID-19 tidak berbahaya untuk saya," kata dia dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin.
Ia mengatakan pada situasi pandemi seperti sekarang, masih banyak generasi milenial yang menganggap enteng. Padahal, tindakan tersebut dinilainya keliru serta tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Stafsus Presidenberharap ANTARA menjadi kantor berita mendunia
"Mungkin tidak bahaya bagi anda, tapi bahaya bagi orang tua, nenek dan kelompok rentan," kata lulusan Standford University dan Harvard University itu.
Secara pribadi, pendiri Ruangguru itu melihat saat ini masih banyak generasi milenial yang berkeliaran di tempat-tempat keramaian. Padahal, pemerintah telah meminta agar setiap warga melakukan isolasi mandiri untuk memutus mata rantai virus SARS-CoV-2 yang menyebar dari Kota Wuhan, China, tersebut.
Ia berharap seluruh anak muda lebih peduli lagi baik untuk diri sendiri maupun lingkungan demi menghentikan penyebaran virus tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan di antaranya menjaga jarak fisik satu dengan lainnya.
"Saya saja sebenarnya sangat terpaksa ke sini ya, karena biasanya kerja di rumah," katanya.
Baca juga: Georgia mengkarantina dua daerah cegah penyebaran virus corona
Selain itu, ia juga menyarankan agar generasi milenial tetap menjaga komunikasi satu dan lainnya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara konferensi video, main gim daring dan sebagainya.
Menurut dia, hal tersebut akan membuat mereka yang melakukan isolasi mandiri tidak merasa bosan dan jenuh di rumah. Pencegahan penularan virus corona tipe baru penyebab COVID-19 memerlukan peran semua pihak, termasuk anak-anak muda.
Bila hanya berfokus pada mitigasi saja, penanganan penyebaran SARS-CoV-2 akan sangat sulit. Semua orang memiliki peran untuk mencegah penularan COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020