Beberapa pekan terahir harga jahe di Pasar Harian Ampera Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mencapai Rp130 ribu/kg.

"Pada Februari 2020 harga jahe merah mencapai Rp60 ribu/kg, dan setiap pekan mengalami kenaikan hampir Rp20 ribu/kg," kata salah satu pemilik warung minuman wedang jahe, Abah Bagas, di Batulicin, Ahad.

Dia mengatakan, melonjaknya harga jahe tersebut belum diketahui apa penyebabnya, bahkan kenaikan harga jahe juga bersamaan dengan kenaikan harga gula pasir mencapai Rp19 ribu/kg yang awalnya hanya mencapai Rp12 ribu/kg.

Secara terpaksa pihaknya juga harus menaikan harga wedang jahe yang dijual kepada pembali, awalnya Rp5000/gelas dinaikan Rp3000 menjadi Rp8000/gelas.

Sementara itu salah satu pedagang empon-empon di pasar Ampera Batulicin, umi siti mengungkapkan, kenaikan jahe selama beberapa pekan terahir disebabkan meningkatnya peminat untuk membeli empon-empon.

"Sebelumnya Dalam satu hari empon-empon yang terjual hanya mencapai lima sampao tujuh kg/hari, namun dalam tiga pekan terahir empon-empon yang terjual mencapai 10-20 kg/hari," ujarnya.

Siti mengakui, jahe yang dijual harganya harus dinaikkan sebab, saat membeli dari para tengkula sudah mengalami keniakan, agar tidak mengalami kerugian maka kamipun harus menjualnya lebih mahal.

Diperkirakan, meningkatnya jumlah pembeli empon-empon di pasara karena adanya isu virus corona yang mewabah hingga ke beberapoa daerah yang ada di Indonesia.

"Memang jahe dinilai memiliki kasiat tersendiri untuk meningkatkan daya tahan tubuh, apalagi saat ini banyak isu virus corona sehingga banyak masyarakat yang membeli untuk dikonsumsi sebagai penangkal virus tersebut," pungkas siti.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020