Saham-saham Jerman menderita kerugian besar pada perdagangan Senin (9/3/2020), dengan indeks acuan DAX 30 di Bursa Efek Frankfurt merosot 7,94 persen atau 916,85 poin, menjadi ditutup di 10.625,02.
Semua 30 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks DAX 30 berakhir di wilayah negatif dengan kerugian berkisar antara tiga persen hingga 14 persen.
Baca juga: Akibat corona saham Jerman memerah, indeks DAX 30 jatuh 3,37 persen
Deutsche Bank, perusahaan perbankan dan jasa keuangan global Jerman mencatat kehilangan paling banyak (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan nilai sahamnya terpuruk 13,61 persen.
Baca juga: Indeks DAX 30 turun 0,27 persen
Diikuti oleh saham perusahaan pabrikan otomotif Daimler yang anjlok13,44 persen, serta perusahaan produsen bahan kimia khusus untuk busa insulasi panas dan plastik polikarbonat transparan Covestro jatuh 11,52 persen.
Perusahaan perangkat lunak multinasional SAP adalah saham yang paling aktif diperdagangkan sepanjang hari, dengan nilai transaksi mencapai 1,1 miliar euro (1,26 miliar dolar AS).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Semua 30 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks DAX 30 berakhir di wilayah negatif dengan kerugian berkisar antara tiga persen hingga 14 persen.
Baca juga: Akibat corona saham Jerman memerah, indeks DAX 30 jatuh 3,37 persen
Deutsche Bank, perusahaan perbankan dan jasa keuangan global Jerman mencatat kehilangan paling banyak (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan nilai sahamnya terpuruk 13,61 persen.
Baca juga: Indeks DAX 30 turun 0,27 persen
Diikuti oleh saham perusahaan pabrikan otomotif Daimler yang anjlok13,44 persen, serta perusahaan produsen bahan kimia khusus untuk busa insulasi panas dan plastik polikarbonat transparan Covestro jatuh 11,52 persen.
Perusahaan perangkat lunak multinasional SAP adalah saham yang paling aktif diperdagangkan sepanjang hari, dengan nilai transaksi mencapai 1,1 miliar euro (1,26 miliar dolar AS).
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020