Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, diminta membenahi sungai serta kanal atau terusan yang ada di daerah tersebut.
Permintaan itu dari anggota DPRD Kalsel asal kabupaten itu (tidak mau disebut nama) dalam perbincangan dengan wartawan press room lembaga legislatif tingkat provinsi tersebut, di Banjarasin, Senin.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) IV Kalsel itu mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir sungai dan kanal sebagai pengendali banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kelihatannya kurang mendapat perawatan.
Oleh karena itu, Kali Benawa atau Sungai Barabai yang pernah dikeruk dan dibersihkan pada masa periode pertama (2000 - 2005) Bupati Saiful Rasyid, beberapa tahun belakangan kurang mendapat perhatian.
Karenanya pula terjadi pendangkalan serta gulma lainnya membuat arus air Sungai Barabai menjadi kurang deras, dana manakala banjir atau terjadi luapan air, tidak bisa segera surut dan membuat genangan sampai berhari-hari.
Berbeda ketika tahun 2004 atau hingga dua tahun periode kedua Bupati Saiful Rasyid, dalam lima tahun belakangan tampaknya tak ada lagi program perawatan Sungai Barabai dan kanal banjir di "Bumi Murakata" HST tersebut.
"Kita berharap, kado ulang tahun berdirinya pemerintah kabupaten (Pemkab) tersebut bukan genangan air mewarnai `kota apam` Barabai (ibu kota HST), tapi sebuah kenyamanan warga beraktivitas, tanpa gangguan bencana banjir," ujar wakil rakyat asal daerah itu.
Kota Barabai yang masa Presiden Soekarno mendapat julukan Bandungnya Kalimatan atau `Bandung van Boerneo" di zaman Hindia Belanda itu, diapit dua sungai besar, yaitu Kali Benawa/Sungai Barabai, serta Sungai Alai/Batang Alai.
Kedua sungai tersebut berhulu di Pegunungan Meratus, sama dengan dua sungai besar, yaitu Sungai Balangan dan Sungai Tabalong, yang melintasi Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalsel.
Kota Amuntai (185 km utara Banjarmasin) yang mendapat julukan kota bertaqwa itu, juga merupakan daerah langgaran banjir bila musim penghujan tiba.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013
Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, diminta membenahi sungai serta kanal atau terusan yang ada di daerah tersebut.
Permintaan itu dari anggota DPRD Kalsel asal kabupaten itu (tidak mau disebut nama) dalam perbincangan dengan wartawan press room lembaga legislatif tingkat provinsi tersebut, di Banjarasin, Senin.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) IV Kalsel itu mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir sungai dan kanal sebagai pengendali banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kelihatannya kurang mendapat perawatan.
Oleh karena itu, Kali Benawa atau Sungai Barabai yang pernah dikeruk dan dibersihkan pada masa periode pertama (2000 - 2005) Bupati Saiful Rasyid, beberapa tahun belakangan kurang mendapat perhatian.
Karenanya pula terjadi pendangkalan serta gulma lainnya membuat arus air Sungai Barabai menjadi kurang deras, dana manakala banjir atau terjadi luapan air, tidak bisa segera surut dan membuat genangan sampai berhari-hari.
Berbeda ketika tahun 2004 atau hingga dua tahun periode kedua Bupati Saiful Rasyid, dalam lima tahun belakangan tampaknya tak ada lagi program perawatan Sungai Barabai dan kanal banjir di "Bumi Murakata" HST tersebut.
"Kita berharap, kado ulang tahun berdirinya pemerintah kabupaten (Pemkab) tersebut bukan genangan air mewarnai `kota apam` Barabai (ibu kota HST), tapi sebuah kenyamanan warga beraktivitas, tanpa gangguan bencana banjir," ujar wakil rakyat asal daerah itu.
Kota Barabai yang masa Presiden Soekarno mendapat julukan Bandungnya Kalimatan atau `Bandung van Boerneo" di zaman Hindia Belanda itu, diapit dua sungai besar, yaitu Kali Benawa/Sungai Barabai, serta Sungai Alai/Batang Alai.
Kedua sungai tersebut berhulu di Pegunungan Meratus, sama dengan dua sungai besar, yaitu Sungai Balangan dan Sungai Tabalong, yang melintasi Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalsel.
Kota Amuntai (185 km utara Banjarmasin) yang mendapat julukan kota bertaqwa itu, juga merupakan daerah langgaran banjir bila musim penghujan tiba.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013