Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Yogyakarta Wahyu Efendi mengatakan bahwa peristiwa hanyutnya ratusan siswa di Sungai Sempor, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Jumat (21/2) sore tidak didahului tanda-tanda hujan dan air meluap secara tiba-tiba.
"Cuaca saat kejadian berawan. Tidak ada tanda hujan. Aliran sungai tidak terlalu deras, saat kegiatan susur sungai, tiba-tiba air meluap," kata Wahyu Efendi di Sleman, Jumat.
Setelah sungai meluap, siswa-siswa Kelas 7 dan 8 SMPN 1 Turi yang sedang melaksanakan susur sungai langsung hanyut terbawa arus deras sungai.
Sebelumnya dari 256 orang siswa SMPN 1 Turi Sleman yang mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, lima di antaranya terkonfirmasi ditemukan meninggal dunia.
"Sebagian besar luka tapi tidak terlalu parah," kata dia.
Menurut dia, hingga saat ini Tim SAR gabungan masih melakukan penyisiran baik di sungai dan di darat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Cuaca saat kejadian berawan. Tidak ada tanda hujan. Aliran sungai tidak terlalu deras, saat kegiatan susur sungai, tiba-tiba air meluap," kata Wahyu Efendi di Sleman, Jumat.
Setelah sungai meluap, siswa-siswa Kelas 7 dan 8 SMPN 1 Turi yang sedang melaksanakan susur sungai langsung hanyut terbawa arus deras sungai.
Sebelumnya dari 256 orang siswa SMPN 1 Turi Sleman yang mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, lima di antaranya terkonfirmasi ditemukan meninggal dunia.
"Sebagian besar luka tapi tidak terlalu parah," kata dia.
Menurut dia, hingga saat ini Tim SAR gabungan masih melakukan penyisiran baik di sungai dan di darat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020