Amuntai, Kalsel, 27/11 (Antara) - Gerakan Pramuka di Tanah Air, harus memiliki sumber pendanaan sendiri, agar bisa lebih independen dan mampu melaksanakan kegiatannya tanpa bergantung kepada pihak lain.


Ketua Kwartir Nasional (Kakwarnas) Gerakan Pramuka, Prof Azrul Azwar, melalui rilisnya yang dikutip Pemkab Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, Rabu, mengatakan, tidak selamanya gerakan ini harus bergantung kepada pemerintah

"Untuk menjaga otonomi dan independensi organisasi, gerakan pramuka harus memiliki sumber dana sendiri," kata Azrul, yang dikutip, Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid, pada Kegiatan Kemah Giat Prestasi Peringatan Hari Pramuka ke-52 di Amuntai, Rabu.

Menurutnya mewujudkan kemandirian tersebut, sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-undang No.12 tahun 2010, bahwa gerakan pramuka dimungkinkan untuk membentuk badan usaha, dan mengelola aset yang dimiliki, sehingga secara ekonomis dapat memberikan pendapatan bagi organisasi untuk membiayai oprasional kegiatan.

"Sebagai langkah awal untuk bisa mandiri, setiap kwartir perlu melakukan pendataan asset yang dimiliki, untuk dikembangkan menjadi kegiatan usaha," sebutnya.

Azrul menambahkan, meski di era globalisasi berbagai teknologi sudah semakin maju, namun kualitas manusia tetap sebagai penentu yang paling utama.

Untuk itulah, katanya perlu membangun manusia yang memiliki karakter serta membangun bangsa yang memiliki watak yang kuat.

"Bukan hanya membangun manusia atau kaum muda cerdas yang menguasai ilmu pengetahuan akan tetapi juga kaum muda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya" tandasnya.

Wahid menyebutkan penyelenggaraan pendidikan kaum muda jangan hanya menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi seyogyanya pula menekankan pentingnya pembentukan watak dan kepribadian.

Menurutnya pendidikan yang terlalu menekankan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengabaikan pembentukan watak dan kepribadian adalah menyesatkan.

Ketua Kwarnas mengutip pernyataan seorang guru dari Australia, bahwa kita tidak terlalu khawatir jika murid-murid kami tidak pandai matematika, namun jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.

Alasannya, sebut Wahid, karena butuh waktu lebih lama dalam menanamkan pendidikan karakter dibanding mengajarkan ilmu matematika kepada generasi muda.

Dengan pendidikan karakter seperti belajar mengantri tadi banyak hal yang bisa kita ajarkan kepada generasi muda, seperti belajar menghormati hak orang lain, disiplin, rasa malu, bekerja sama dan lainnya.

Ia mencontohkan, budaya hidup bersih dan kerukunan bertetangga adalah beberapa contoh pendidikan akhlak, watak atau kepribadian yang secara jujur harus diakui perlu terus digalakkan.

Kepada Anggota gerakan Pramuka juga diingatkan pada dua masalah besar yaitu yang berkaitan dengan masalah sosial dan masalah kebangsaan.

Masalah sosial meliputi penggunaan napza dan obat terlarang; hubungan seksual pra-nikah dan aborsi yang disebabkan pergaulan bebas; perkelahian, tawuran dan kekerasan, serta kriminalitas remaja.

Sedangkan masalah kebangsaan meliputi antara lain solidaritas sosial rendah; semangat kebangsaan rendah; semangat bela negara rendah; dan semangat persatuan dan kesatuan rendah.

Azrul menyebutkan dalam kurun tujuh tahun terakhir, tercatat tiga milestone perkembangan gerakan pramuka yang berhasil dicapai yakni, pencanangan kembali revitalisasi Pramuka oleh Presiden RI seiring HUT Pramuka 2006 lalu diikuti dengan semakin marak kegiatan kepramukaan di berbagai daerah.

Selain itu juga terbitnya Undang-undang nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka yang memperkuat legalitas pramuka di negeri ini.

"Dengan telah terbitnya undang-undang tersebut maka pelaksanaan pendidikan kepramukaan saat ini tidak lagi hanya sekedar mengisi masa senggang kaum muda, dengan berbagai kegiatan yang positif, akan tetapi telah meningkat menjadi kewajiban setiap warga negara untuk mengimplementasikannya," tandasnya.

  Masuknya pendidikan kepramukaan ke dalam kurikulum 2013, sebagai ekstrakurikuler wajib, katanya juga mulai diberlakukan 2013.   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013