Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) kini terus dibenahi antara lain dengan meningkatkan sarana prasarana perawatan seperti fasilitas ruang isolasi yang akan berfungsi untuk merawat pasien penderita penyakit menular seperti serangan virus.
Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pambalah Batung HSU Dr Moch. Yandi Friyadi di Amuntai, Kamis mengatakan, saat ini RSUD Pambalah Batung memiliki dua ruang isolasi yakni ruang perawatan paru-paru yang didalamnya terdapat enam buah tempat tidur pasien dan ruang penyakit dalam .
"Walaupun peralatan ruang isolasi masih belum dilengkapi dengan berbagai peralatan yang diperlukan, namun diharapkan masing-masing ruang isolasi bisa mengamankan sementara pasien susfect virus berbahaya, sebelum dirujuk ke rumah sakit provinsi ," katanya.
Menurut Yandi, terkait wabah virus Corona sebagaimana yang terjadi di Wuhan China dan beberapa negara lainnya, hingga saat ini belum ada masyarakat Indonesia yang terpapar (Confirmed Virus Corona).
Yandi mengatakan, penyebaran virus seperti halnya virus corona diantaranya terjadi lewat udara dan pernafasan, sehingga kemungkinan penanganan sementaranya adalah melalui perawatan isolasi di ruang paru-paru .
Diruang isolasi paru-paru terdapat alat UV Air system yang sewaktu-waktu diaktifkan untuk membunuh kuman dan dibagian luar kamar dibukakan jendela agar kuman yang keluar dari ruang isolasi bisa mati terpapar sinar matahari.
"Tahun ini rencananya ruang isolasi paru-paru akan kita kembangkan lagi sehingga lebih lengkap peralatan HPD nya agar kuman dari luar tidak bisa masuk ke dalam ruang perawatan paru dan sebaliknya juga," terang Yandi.
Yandi mengatakan, selain ruang penanganan paru yang memiliki ruang isolasi, terdapat pula ruang penanganan penyakit dalam yang memiliki satu ruang isolasi namun hanya memiliki satu tempat tidur pasien.
Sementara pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten HSU Agus Fidliansyah mengatakan wilayah Kabupaten HSU yang merupakan perlintasan jalan antarprovinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, sehingga pihaknya meningkatkan kewaspadaan.
"Ada sekitar 19 kabupaten/ kota di Indonesia yang dianggap sebagai daerah risiko bagi penyebaran virus Corona karena merupakan daerah perlintasan datangnya tenaga kerja dan imigran dari China seperti daerah Sampit di Kalteng dan Samarinda di Kaltim," kata Agus.
Namun, Agus yakin pihak bandara dan pelabuhan pasti melakukan pemeriksaan ketat dibantu alat pendeteksi suhu tubuh bagi pendatang dari luar negeri khususnya.
"Hingga sekarang belum ada hasil konfirmasi resmi adanya Susfect Corona di Indonesia, namun kita tetap waspada," tandas Agus.
Dikatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten HSU sudah melakukan upaya-upaya antisipasi dengan menyampaikan surat edaran kepada pimpinan puskesmas, unit kesehatan, pelaksana teknis di rumah sakit agar mewaspadai jika menemukan pasien dengan gejala-gelaja seperti demam tinggi, sesak nafas, batuk agar dilakukan pemeriksaan ketat.
Jika pasien memiliki riwayat perjalanan pernah ke Negeri China, kata Agus, maka harus dilakukan pemeriksaan yang serius tentang gejala penyakitnya.
"Namun masyarakat tidak perlu cemas, karena kita tetap siaga yang penting masyarakat menjalani pola hidup bersih dan sehat, virus atau bakteri apa pun tidak akan berkembang apabila kita menjalani pola hidup semacam itu," katanya.
Agus menghimbau masyarakat yang sedang sakit dengan gejala-gejala demam tinggi, batuk dan sesak nafas agar secepatnya memeriksakan diri ke unit pelayanan terdekat.
"Insya Allah petugas kesehatan sudah tahu terhadap gejala -gejalanya dan mengetahui SOP untuk penanganannya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pambalah Batung HSU Dr Moch. Yandi Friyadi di Amuntai, Kamis mengatakan, saat ini RSUD Pambalah Batung memiliki dua ruang isolasi yakni ruang perawatan paru-paru yang didalamnya terdapat enam buah tempat tidur pasien dan ruang penyakit dalam .
"Walaupun peralatan ruang isolasi masih belum dilengkapi dengan berbagai peralatan yang diperlukan, namun diharapkan masing-masing ruang isolasi bisa mengamankan sementara pasien susfect virus berbahaya, sebelum dirujuk ke rumah sakit provinsi ," katanya.
Menurut Yandi, terkait wabah virus Corona sebagaimana yang terjadi di Wuhan China dan beberapa negara lainnya, hingga saat ini belum ada masyarakat Indonesia yang terpapar (Confirmed Virus Corona).
Yandi mengatakan, penyebaran virus seperti halnya virus corona diantaranya terjadi lewat udara dan pernafasan, sehingga kemungkinan penanganan sementaranya adalah melalui perawatan isolasi di ruang paru-paru .
Diruang isolasi paru-paru terdapat alat UV Air system yang sewaktu-waktu diaktifkan untuk membunuh kuman dan dibagian luar kamar dibukakan jendela agar kuman yang keluar dari ruang isolasi bisa mati terpapar sinar matahari.
"Tahun ini rencananya ruang isolasi paru-paru akan kita kembangkan lagi sehingga lebih lengkap peralatan HPD nya agar kuman dari luar tidak bisa masuk ke dalam ruang perawatan paru dan sebaliknya juga," terang Yandi.
Yandi mengatakan, selain ruang penanganan paru yang memiliki ruang isolasi, terdapat pula ruang penanganan penyakit dalam yang memiliki satu ruang isolasi namun hanya memiliki satu tempat tidur pasien.
Sementara pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten HSU Agus Fidliansyah mengatakan wilayah Kabupaten HSU yang merupakan perlintasan jalan antarprovinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, sehingga pihaknya meningkatkan kewaspadaan.
"Ada sekitar 19 kabupaten/ kota di Indonesia yang dianggap sebagai daerah risiko bagi penyebaran virus Corona karena merupakan daerah perlintasan datangnya tenaga kerja dan imigran dari China seperti daerah Sampit di Kalteng dan Samarinda di Kaltim," kata Agus.
Namun, Agus yakin pihak bandara dan pelabuhan pasti melakukan pemeriksaan ketat dibantu alat pendeteksi suhu tubuh bagi pendatang dari luar negeri khususnya.
"Hingga sekarang belum ada hasil konfirmasi resmi adanya Susfect Corona di Indonesia, namun kita tetap waspada," tandas Agus.
Dikatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten HSU sudah melakukan upaya-upaya antisipasi dengan menyampaikan surat edaran kepada pimpinan puskesmas, unit kesehatan, pelaksana teknis di rumah sakit agar mewaspadai jika menemukan pasien dengan gejala-gelaja seperti demam tinggi, sesak nafas, batuk agar dilakukan pemeriksaan ketat.
Jika pasien memiliki riwayat perjalanan pernah ke Negeri China, kata Agus, maka harus dilakukan pemeriksaan yang serius tentang gejala penyakitnya.
"Namun masyarakat tidak perlu cemas, karena kita tetap siaga yang penting masyarakat menjalani pola hidup bersih dan sehat, virus atau bakteri apa pun tidak akan berkembang apabila kita menjalani pola hidup semacam itu," katanya.
Agus menghimbau masyarakat yang sedang sakit dengan gejala-gejala demam tinggi, batuk dan sesak nafas agar secepatnya memeriksakan diri ke unit pelayanan terdekat.
"Insya Allah petugas kesehatan sudah tahu terhadap gejala -gejalanya dan mengetahui SOP untuk penanganannya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020