Populasi ternak kerbau rawa di kawasan Danau Panggang dan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, beberapa tahun belakangan ini terjadi penurunan.

Hal tersebut disebabkan adanya perubahan alam yang selalu mengganggu usaha peternakan, seperti berkurangnya jumlah tumbuhan yang hidup di rawa setempat, kata salah seorang peternak kerbau rawa, Jawab di lokasi peternakan, Senin.

Hal tersebut dikemukanan Jawat setelah menerima kunjungan Kepala Biro LKBN Antara Aulia Badar dan Staf ke kawasan rawa monoton seluas sekitar 50 ribu hektare tersebut.

Menurut Jawat, dulu populasi kerbau rawa mencari sekitar dua ribu ekor, belakangan hanya sekitar 800 ekor saja.

Hal tersebut bisa dihitung dengan jumlah kalang (kandang) ternak kerbau rawa yang terus menurun jumlahnya jika dulu mencapai sekitar 40-an buah sekarang hanya tinggal 16 buah kalang saja.
kerbau rawa (Antaranews kalsel/Hasan Z)

Padahal permintaan kerbau rawa terus saja meningkat, bahkan kian mahal dan sekarang satu ekor kerbau yang agak besar saja bisa mencapai Rp25 juta per ekor, tambahnya.

Perubahan alam memang tak bisa dibendung, terutama ketinggian air yang dinilai tak wajar, sehingga tanaman air tak bisa tumbuh. padahal tanaman di kawasan tersebutlah yang menjadi makanan pokok ternak kerbau rawa.

"Tahun tadi kawasan ini seperti lautan tak ada sama sekali tanaman yang terlihat, karena airnya tinggi sehingga tak ada tanaman atau tumbuhan yang bisa hidup," katanya lagi.

Alhamdulilah sekrang sudah terlihat banyak tanaman yang tumbuh sebagai pakan ternak sehingga usaha beternak kerbau rawa bergairah lagi, tambah Jawat yang berada di kandang ternak bersama ayahnya.
kerbau rawa (Antaranews kalsel/Hasan Z)

Usaha peternakan kerbau rawa bukan saja untuk memenuhi kebutuhan gading hewan masyarakat setempat dan sekitarnya, sekarang usaha tersebut justru dijadikan objek wisata dan banyak dikunjungi wisatawan.

 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020