Pemerintah Kabupaten Kotabaru bakal mendukung pengembangan dan promosi industri rumahan (home industri) kerajinan dari kayu limbah di Tegal Rejo menjadi produk khas daerah di pasar nasional.
Demikian diungkapkan Bupati Kotabaru H Sayed Jafar bersama pejabat di lingkungan Pemkab Kotabaru saat meninjau rumah industri kerajinan milik Masnur warga Desa Tegal Rejo, Kecamatan Kelumpang Hilir.
"Ya, nanti kita akan kembangkan usaha kerajinan ini dan promosikan melalui instansi terkait agar bisa jadi khas kerajinan Kotabaru," ungkap bupati.
Menurut Sayed, usaha kerajinan limbah kayu dari Desa Tegalrejo ini bila berkembang akan mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga setempat.
Meski baru dua bulan berdiri, usaha kerajinan di Desa Tegalrejo Kecamatan Kelumpang Hilir Kotabaru sudah bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dari pengolahan limbah kayu ulin dan kelapa menjadi perabotan makan rumah tangga.
Pemilik usaha kerajinan, Masnur di kediamannya, mengatakan, saat ini untuk limbah kayu ulin yang dibikin perabot makan dan rumah tangga baru berjalan dua bulan sedangkan limbah kelapa sudah satu tahun.
Saat ini, tambah dia, baru mempunyai satu orang tenaga ahli dan delapan orang pekerja yang mengoprasikan peralatan tersebut.
"Alhamdulilah, hasil kerajinan limbah kayu ulin ini yang menjadi perabot makan sudah bisa keluar Kalimantan dan mulai dikenal orang," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Masnur, sebenarnya kerajinan ini untuk meningkatkan perekonomian dan pengembangan masyarakat dengan membuat kayu dari limbah hingga jadi berharga dengan inovasi baru agar menarik dipasaran.
Selain itu, tambahnya, untuk kerajinan limbah kayu kelapa yang dibikin cobek sudah tersebar di 13 kab/kota se Kalsel per bulannya sekitar 3000 lebih sedangkan limbah kayu ulin yang dibikin perabot makan dan hiasan sudah masuk pasaran Surabaya, Jakarta, dan Bali.
"Kita akan patenkan kerajinan ini milik Kabupaten Kotabaru untuk mengangkat daerah dan provinsi agar lebih dikenal lagi," harap Masnur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Demikian diungkapkan Bupati Kotabaru H Sayed Jafar bersama pejabat di lingkungan Pemkab Kotabaru saat meninjau rumah industri kerajinan milik Masnur warga Desa Tegal Rejo, Kecamatan Kelumpang Hilir.
"Ya, nanti kita akan kembangkan usaha kerajinan ini dan promosikan melalui instansi terkait agar bisa jadi khas kerajinan Kotabaru," ungkap bupati.
Menurut Sayed, usaha kerajinan limbah kayu dari Desa Tegalrejo ini bila berkembang akan mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga setempat.
Meski baru dua bulan berdiri, usaha kerajinan di Desa Tegalrejo Kecamatan Kelumpang Hilir Kotabaru sudah bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dari pengolahan limbah kayu ulin dan kelapa menjadi perabotan makan rumah tangga.
Pemilik usaha kerajinan, Masnur di kediamannya, mengatakan, saat ini untuk limbah kayu ulin yang dibikin perabot makan dan rumah tangga baru berjalan dua bulan sedangkan limbah kelapa sudah satu tahun.
Saat ini, tambah dia, baru mempunyai satu orang tenaga ahli dan delapan orang pekerja yang mengoprasikan peralatan tersebut.
"Alhamdulilah, hasil kerajinan limbah kayu ulin ini yang menjadi perabot makan sudah bisa keluar Kalimantan dan mulai dikenal orang," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Masnur, sebenarnya kerajinan ini untuk meningkatkan perekonomian dan pengembangan masyarakat dengan membuat kayu dari limbah hingga jadi berharga dengan inovasi baru agar menarik dipasaran.
Selain itu, tambahnya, untuk kerajinan limbah kayu kelapa yang dibikin cobek sudah tersebar di 13 kab/kota se Kalsel per bulannya sekitar 3000 lebih sedangkan limbah kayu ulin yang dibikin perabot makan dan hiasan sudah masuk pasaran Surabaya, Jakarta, dan Bali.
"Kita akan patenkan kerajinan ini milik Kabupaten Kotabaru untuk mengangkat daerah dan provinsi agar lebih dikenal lagi," harap Masnur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020