Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Dampak pelaksanaan Kongres Budaya Banjar II hingga kini hanya dirasakan dalam bentuk jalinan silaturahmi antar warga Banjar yang tinggal di berbagai daerah dan negara serta kegiatan seremonial saja.

"Dampak pelaksanaan Kongres Budaya Banjar kesatu dan dua pada terjalinnya tali silaturahmi antara suku Banjar di berbagai daerah serta kegiatan seremonial," kata Taufik Arbain, Akademisi Universitas Lambung Mangkurat.

Namun kebijakan pemerintah daerah dengan memasukan budaya banjar dalam kurikulum muatan lokal mendorong pelestarian budaya Banjar ke lapisan generasi muda daerah.

"Melalui Kongres ini tercipta tujuan bersama meskipun dii perantauan memiliki komitmen yang sama untuk melestarikan adat budaya Banjar seperti penggunaan bahasa di lingkungan mereka hingga makanan khas Banjar," kata Mohandas, Kadisporbudpar Kalsel.

Kongres Budaya Banjar III di gelar selama tiga hari 24-26 Oktober 2013 yang mengusung tema Maamalakan Nilai Luhur Budaya Banjar dibuka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh di Mahligai Pancasila, Kamis (24/10), yang dirangkai penganugerahan Gelar Adat Banjar Tutuha Nang Batuah kepada Presiden RI Dr Susilo Bambang Yudhoyono oleh Ketua Majelis Paripurna Lembaga Budaya Banjar.

Kongres Budaya Banjar I di gelar 2007 mengusung tema Meangkat Batang Tarandam, Kongres Kedua pada 2010 mengusung Menahapi Budaya Banjar Gasan Sasangga Banua dan yang Ketiga pada 2013 mengusung Maamalakan Nilai Luhur Budaya Banjar.

Sementara Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin dalam paparan makalahnya menegaskan bahwa masyarakat banjar tidak dapat mengindari masuknya budaya asing yang akan berakulturasi, asimilasi atau afiltrasi budaya yang menjadi pengaruh dan tantangan bagi pelestarian budaya Banjar.

"Adat budaya Banjar tetap dijunjung tinggi dimanapun berada," kata H Rudy Ariffin, Gubernur Kalsel.

Keberadaan organisasi kerukunan warga Banjar di setiap daerah dengan nama yang berbeda-beda seperti KWKS (Jakarta), Kakabayo (Jogjakarta), Ikabri (Riau) dan lain-lain perlu melakukan keseragaman nama dan hirarki organisasi agar tidak berjalan secara sendiri-sendiri.

Pewarta: Herry Murdy Hermawan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013