Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Wakapolda Kalsel) Brigjen Pol Aneka Pristafuddin mengatakan jika semua instansi harus bersinergi dalam penanganan bencana.
"Memang leading sektornya tetap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat wilayah, namun semua mempunyai peran, jadi sinergi antarinstansi penting diwujudkan," kata Aneka di Banjarmasin, Rabu.
Sebelumnya Aneka mengaku telah mengikuti video conference atau vicon bersama Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Agus Andrianto di Rupatama Mapolda Kalsel terkait kesiapan Polri dalam menanggulangi bencana.
Aneka mengungkapkan, Polda dan Polres jajaran mendukung sepenuhnya setiap operasi penanggulangan bencana yang dikomando BPBD. Bahkan, diharapkan dapat didirikan posko terpadu agar memudahkan komunikasi dalam setiap kendali operasi.
"Jadi setiap ada bencana kita semua satu komando guna memaksimalkan proses penanggulangan bencana yang di dalamnya ada BPBD, Polri, TNI, Basarnas, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR termasuk para relawan dari unsur masyarakat," jelasnya mewakili Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani.
Polri sendiri, ungkap Wakapolda, melaksanakan kegiatan operasi kontinjensi Aman Nusa II-2020 yang dimulai pada saat siaga darurat bencana, saat terjadinya kejadian bencana dan pascabencana.
"Jadi personel Polri bersama instansi terkait beserta potensi SAR lainnya, melakukan penanggulangan bencana hingga melakukan langkah penguatan dan pendampingan untuk psikologi, proses disaster victim identication (DVI) dan penegakan hukum," jelas jenderal polisi bintang satu itu.
Ada 21 wilayah di Indonesia termasuk Kalimantan Selatan yang menjadi atensi dalam kerawanan bencana di musim hujan mulai tanah longsor, banjir hingga angin puting beliung.
Untuk itu, tambah Aneka, kegiatan mitigasi menjadi penting dalam upaya pencegahan mulai pemetaan wilayah rawan bencana hingga peningkatan patroli dan penempatan personel.
"Masyarakat harus terus dihimbau agar sadar dan paham jika sewaktu-waktu terjadi bencana, termasuk rutin memantau informasi cuaca dari BMKG. Hal ini untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Sedangkan dari petugas, pengerahan kekuatan dan peralatan yang dimiliki harus siap siaga 24 jam. Bahkan pasca bencana, pastikan dapat membantu pelayanan kesehatan hingga rekonstruksi terhadap sarana prasarana yang diperlukan," tandasnya.
Sementara Kalak BPBD Kalimantan Selatan Wahyuddin mengungkapkan, sejumlah daerah sudah menetapkan status bencana menjadi siaga darurat, yakni Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Banjar, Tapin dan Barito Kuala.
"Pemprov sudah mengeluarkan edaran dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk antisipasi bencana di musim penghujan. Kami juga sudah menyiapkan peralatan mulai perahu karet, alat-alat kebencanaan dan tempat evakuasi. Saat ini kita fokus penanggulangan banjir di Banjarbaru, karena jika hujan deras terjadi maka wilayah Cempaka kembali tergenang," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Memang leading sektornya tetap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat wilayah, namun semua mempunyai peran, jadi sinergi antarinstansi penting diwujudkan," kata Aneka di Banjarmasin, Rabu.
Sebelumnya Aneka mengaku telah mengikuti video conference atau vicon bersama Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Agus Andrianto di Rupatama Mapolda Kalsel terkait kesiapan Polri dalam menanggulangi bencana.
Aneka mengungkapkan, Polda dan Polres jajaran mendukung sepenuhnya setiap operasi penanggulangan bencana yang dikomando BPBD. Bahkan, diharapkan dapat didirikan posko terpadu agar memudahkan komunikasi dalam setiap kendali operasi.
"Jadi setiap ada bencana kita semua satu komando guna memaksimalkan proses penanggulangan bencana yang di dalamnya ada BPBD, Polri, TNI, Basarnas, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR termasuk para relawan dari unsur masyarakat," jelasnya mewakili Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani.
Polri sendiri, ungkap Wakapolda, melaksanakan kegiatan operasi kontinjensi Aman Nusa II-2020 yang dimulai pada saat siaga darurat bencana, saat terjadinya kejadian bencana dan pascabencana.
"Jadi personel Polri bersama instansi terkait beserta potensi SAR lainnya, melakukan penanggulangan bencana hingga melakukan langkah penguatan dan pendampingan untuk psikologi, proses disaster victim identication (DVI) dan penegakan hukum," jelas jenderal polisi bintang satu itu.
Ada 21 wilayah di Indonesia termasuk Kalimantan Selatan yang menjadi atensi dalam kerawanan bencana di musim hujan mulai tanah longsor, banjir hingga angin puting beliung.
Untuk itu, tambah Aneka, kegiatan mitigasi menjadi penting dalam upaya pencegahan mulai pemetaan wilayah rawan bencana hingga peningkatan patroli dan penempatan personel.
"Masyarakat harus terus dihimbau agar sadar dan paham jika sewaktu-waktu terjadi bencana, termasuk rutin memantau informasi cuaca dari BMKG. Hal ini untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Sedangkan dari petugas, pengerahan kekuatan dan peralatan yang dimiliki harus siap siaga 24 jam. Bahkan pasca bencana, pastikan dapat membantu pelayanan kesehatan hingga rekonstruksi terhadap sarana prasarana yang diperlukan," tandasnya.
Sementara Kalak BPBD Kalimantan Selatan Wahyuddin mengungkapkan, sejumlah daerah sudah menetapkan status bencana menjadi siaga darurat, yakni Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Banjar, Tapin dan Barito Kuala.
"Pemprov sudah mengeluarkan edaran dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk antisipasi bencana di musim penghujan. Kami juga sudah menyiapkan peralatan mulai perahu karet, alat-alat kebencanaan dan tempat evakuasi. Saat ini kita fokus penanggulangan banjir di Banjarbaru, karena jika hujan deras terjadi maka wilayah Cempaka kembali tergenang," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020