Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin yang merupakan masjid terbesar di Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Shalat Gerhana Matahari pada Kamis (26/12) ba'da Dzuhur.
"Gerhana matahari satu dari tanda kebesaran Allah SWT. Kejadian ini ada dalam Surat Fussilat Ayat 37," kata KH Darul Quthni yang menjadi
Khatib saat Shalat Gerhana Matahari itu.
Ulama yang juga Ketua Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin ini menambahkan, setiap fenomena alam bagi umat muslim dianjurkan untuk meminta ampun atas segala dosa melalui shalat dan doa.
"Perbanyak istighfar, dzikir, membaca Alquran agar manusia yang lemah dan penuh kesalahan ini senantiasa mendapat rahmat Allah SWT," tambahnya.
Usai shalat, para jamaah yang jumlahnya ratusan itupun beramai-ramai melihat fenomena gerhana matahari cincin melalui layar televisi yang disediakan pengurus masjid.
Diketahui jika Kalsel tidak dilintasi gerhana matahari cincin, namun masyarakat masih bisa menikmati gerhana matahari sebagian.
Berdasarkan pantauan di Kota Banjarmasin, fenomena matahari tertutup sebagian oleh bulan itu dapat disaksikan sekitar pukul 13.49 WITA.
Kondisi cuaca cerah berawan dengan sesekali turun hujan gerimis membuat masyarakat tidak begitu antusias untuk bisa melihat secara langsung ke arah langit dari alam terbuka.
Kebanyakan warga hanya memantau dari tayangan video yang disiarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di internet.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Rizqi Nur Fitriani mengatakan, Kota Banjarmasin dapat melihat gerhana matahari cincin sebesar 79%.
Sedangkan secara umum di Pulau Kalimantan, tambah dia termasuk salah satu pulau yang dilintasi cincin sempurna gerhana dengan kenampakan tertutupnya matahari oleh bulan sampai 94% yaitu di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Di Indonesia fenomena gerhana matahari cincin melintasi 25 pusat kota dan kabupaten di 7 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Gerhana matahari satu dari tanda kebesaran Allah SWT. Kejadian ini ada dalam Surat Fussilat Ayat 37," kata KH Darul Quthni yang menjadi
Khatib saat Shalat Gerhana Matahari itu.
Ulama yang juga Ketua Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin ini menambahkan, setiap fenomena alam bagi umat muslim dianjurkan untuk meminta ampun atas segala dosa melalui shalat dan doa.
"Perbanyak istighfar, dzikir, membaca Alquran agar manusia yang lemah dan penuh kesalahan ini senantiasa mendapat rahmat Allah SWT," tambahnya.
Usai shalat, para jamaah yang jumlahnya ratusan itupun beramai-ramai melihat fenomena gerhana matahari cincin melalui layar televisi yang disediakan pengurus masjid.
Diketahui jika Kalsel tidak dilintasi gerhana matahari cincin, namun masyarakat masih bisa menikmati gerhana matahari sebagian.
Berdasarkan pantauan di Kota Banjarmasin, fenomena matahari tertutup sebagian oleh bulan itu dapat disaksikan sekitar pukul 13.49 WITA.
Kondisi cuaca cerah berawan dengan sesekali turun hujan gerimis membuat masyarakat tidak begitu antusias untuk bisa melihat secara langsung ke arah langit dari alam terbuka.
Kebanyakan warga hanya memantau dari tayangan video yang disiarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di internet.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Rizqi Nur Fitriani mengatakan, Kota Banjarmasin dapat melihat gerhana matahari cincin sebesar 79%.
Sedangkan secara umum di Pulau Kalimantan, tambah dia termasuk salah satu pulau yang dilintasi cincin sempurna gerhana dengan kenampakan tertutupnya matahari oleh bulan sampai 94% yaitu di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Di Indonesia fenomena gerhana matahari cincin melintasi 25 pusat kota dan kabupaten di 7 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019