Oleh Hasan Zainuddin

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Seorang pengamat perusahaan air minum Audelta Elviezon menilai program konservasi hutan di kawasan resapan air Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan, salah satu upaya menyelamatkan keberadaan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin.


Bila tidak ada tindakan konservasi hutan di kawasan tersebut maka Kota Banjarmasin, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan, akan ditinggalkan penduduknya lantaran kekurangan air bersih, kata Audelta Elviezon di Banjarmasin, Rabu.

Ketika berbicara di lokakarya "Strategic Plan" Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin di Balai Kota Banjarmasin, Audelta Elviezon yang juga Direktur Aezon Modec Achievement yang selama ini menjadi konsultan PDAM setempat menyebutkan program konservasi harus jangka panjang dan itu tak bisa hanya dilakukan PDAM.

Pihak pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten dan kota di Kalsel yang tergantung terhadap ketersediaan air Pegunungan Meratus hendaknya sepakat melaksanakan porgram konservasi tersebut.

Masalahnya hutan Pegunungan Meratus yang merupakan hulu dari sungai-sungai yang ada di Kalsel termasuk Sungai Martapura belakangan ini sudah rusak lantaran banyaknya aktivitas manusia di kawasan tersebut.

Bukti hutan Meratus rusak dilihat dari kandungan material lumpur di Sungai Martapura yang selama ini menjadi bahan baku air bersih PDAM Banjarmasin, karena bila hujan sedikit saja maka tingkat kekeruhan begitu tinggi terhadap air tersebut.

Begitu juga bila kemarau maka terjadi intrusi air laut jauh ke hulu sungai yang menandakan debet air di hulu yakni kawasan resapan air sudah berkurang drastis.

Oleh karena itu, tindakan yang tepat menyelamatkan ketersediaan air bersih bagi PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin dan PDAM lain di Kalsel adalah melakukan reboisasi lahan yang rusak di kawasan hulu, katanya.

Menurut Dirut PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Ir Muslih lokakarya digelar mencari format pengembangan dan program PDAM Bandarmasih 10 tahun kedepan, lokakarya merupakan konsultasi publik menghadirkan kalangan pakar ekonomi dan perusahaan untuk mencari solusi terbaik meraih investasi hingga Rp1,5 triliun hingga tahun 2023.

Persoalan yang akan dihadapi dalam sepuluh tahun tersebut selain masalah penyediaan air baku, juga menjadikan perusahaan sebagai penyedia air minum dan bukan lagi sekedar air bersih.

Hal lain yang dibahas bagaimana PDAM Bandarmasih tidak sekedar mengolah air baku menjadi air bersih atau air minum tetapi bagaimana PDAM menjadi sebuah perusahaan yang menguntungkan dari sektor lain.

Umpamanya sebuah perusahaan yang bisa menjadi pionir dari manajemen PDAM lain di Kalsel melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM).

  Dengan adanya konsultasi publik maka apa yang dilakukan PDAM Bandarmasih kedepan tidak salah arah karena kehendak pemerintah setempat dan masyarakat yang sudah dituangkan melalui konsultasi publik tersebut   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013