Berbicara begitu lugas enak didengar saat memberikan presentasi di acara Kongres Budaya Banjar (KKB) V yang berlangsung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pemuda kelahiran Pekanbaru, 7 Maret 1982 ini, walau tak sepenuhnya keturunan Suku Banjar, ayahnya seorang Banjar dan ibu berasal dari Melayu, tetapi kecintaannya terhadap suku Banjar begitu kuat.

Dengan kecintaan itulah, maka ia termasuk pendiri organisasi Kerukunan Bubuhan banjar (KBB) Provinsi Riau 2015. pendiri Ikatan Keluarga Banjar Riau (IKABRI), serta Sekretaris Kerukunan Keluarga Banjar (KKB) Kabupaten Indragiri Hilir 2004.

Ia cinta suku Banjar karena suku ini menurut lulusan S2 Manajemen Sains Universitas Riau 2017 ini adalah humanis, humoris, gemar bersilaturahmi, agamis, dan cangkal.

Orang Banjar identik muslim, orang Banjar bila bekerja sambil beramal, tambah pemuda Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Putera Pekanbaru (DPP-IPP) Provinsi Riau ini lagi seraya menyebutkan orang Banjar tak mau dijajah makanya dulu jika tak mampu melawan Belanda mereka hijrah.

Pemuda berbadan subur dan selalu mengenakan kostum muslim tersebut, mengakui generasi milineal Banjar harus dijejali dengan budaya tersebut, agar Banjar kedepan tak kehilangan khas nya, terutama harus tetap melesrikan bahasa Banjar, karena bahasa Banjar, kunci sukses mempertahankan kebudayaan.

Menurut pemuda yang kesehariannya bekerja selaku Kabag Umum RSUD Petala Bumi Provinsi Riau ini mencatat ada sembilan jati diri orang Banjar, termasuk suka Badagang, makanya mereka bisa hidup dengan berdagang, selain tukang, pegawai, dan ulama.

Indrawansyah Syarkowi yang merupakan Anak dari KH Syarkowi Hasan dan Hj Indrawati Nong ini juga dikenal sebagai Sekretaris Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Riau 2019, dan memiliki istrei bernama Nurhayati serta anak Sulthanah Yasmin Nursyahindra Kisma dan Shafa Salsabila Nursyahindra.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019