Pelatih kepala Satria Muda Pertamina Jakarta Milos Pejic memuji barisan penembak Amartha Hangtuah yang dianggapnya mematikan meski berhasil mereka kalahkan dalam final Piala Presiden Bola Basket.
Strategi menangkal barisan penembak luar busur disebut Pejic menjadi salah satu kunci keberhasilan Satria Muda menjadi juara Piala Presiden Bola Basket usai mengalahkan Hangtuah 51-43 di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu malam.
"Malam ini kami bermain melawan tim dengan barisan penembak yang luar biasa," kata Pejic dalam jumpa pers purnalaga.
"Penembak mereka luar biasa, memaksa kami melakukan pertahanan yang lebih baik di area luar busur," ujarnya menambahkan.
Satria Muda sukses besar meredam tembakan luar busur dari para pemain Hangtuah yang antara lain dilancarkan Sevly Rondonuwu, Kelly Purwanto dan Abraham Wenas pada separuh awal pertandingan.
Tujuh percobaan tripoin dari para pemain Hangtuah pada dua kuarter pertama tak sekalipun bisa masuk ke dalam keranjang.
Namun, pada dua kuarter berikutnya tujuh dari 14 percobaan tripoin yang dilepaskan Kelly dkk berhasil dikonversi menjadi angka dan beberapa kali sempat membuat keunggulan Satria Muda terancam.
Baca juga: Satria Muda Ke Final Perbasi CUP
Abraham juga mengakui bahwa ia dan rekan-rekannya belum menemukan sentuhan terbaik pada dua kuarter awal, ketika mereka mendapatkannya ketertinggalan sudah terlampau jauh untuk dikejar.
"Momentum enggak dapat dari awal. Belum panas lah mungkin," kata pemain All-Star Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2018-19 itu.
"Beberapa kali banyak yang meleset, jadi teman-teman juga agar ragu untuk mencoba lebih," ujarnya melengkapi.
Pada akhirnya kombinasi tangkalan tembakan busur dan eksploitasi paint area memanfaatkan keuntungan postur tubuh yang lebih tinggi dengan raihan 30 poin di sana sukses mengantarkan Satria Muda menghentikan perlawanan Hangtuah 51-43.
Baca juga: Tingkatkan potensi penembak daerah Perbakin HSS gelar kejuaraan menembak
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Strategi menangkal barisan penembak luar busur disebut Pejic menjadi salah satu kunci keberhasilan Satria Muda menjadi juara Piala Presiden Bola Basket usai mengalahkan Hangtuah 51-43 di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu malam.
"Malam ini kami bermain melawan tim dengan barisan penembak yang luar biasa," kata Pejic dalam jumpa pers purnalaga.
"Penembak mereka luar biasa, memaksa kami melakukan pertahanan yang lebih baik di area luar busur," ujarnya menambahkan.
Satria Muda sukses besar meredam tembakan luar busur dari para pemain Hangtuah yang antara lain dilancarkan Sevly Rondonuwu, Kelly Purwanto dan Abraham Wenas pada separuh awal pertandingan.
Tujuh percobaan tripoin dari para pemain Hangtuah pada dua kuarter pertama tak sekalipun bisa masuk ke dalam keranjang.
Namun, pada dua kuarter berikutnya tujuh dari 14 percobaan tripoin yang dilepaskan Kelly dkk berhasil dikonversi menjadi angka dan beberapa kali sempat membuat keunggulan Satria Muda terancam.
Baca juga: Satria Muda Ke Final Perbasi CUP
Abraham juga mengakui bahwa ia dan rekan-rekannya belum menemukan sentuhan terbaik pada dua kuarter awal, ketika mereka mendapatkannya ketertinggalan sudah terlampau jauh untuk dikejar.
"Momentum enggak dapat dari awal. Belum panas lah mungkin," kata pemain All-Star Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2018-19 itu.
"Beberapa kali banyak yang meleset, jadi teman-teman juga agar ragu untuk mencoba lebih," ujarnya melengkapi.
Pada akhirnya kombinasi tangkalan tembakan busur dan eksploitasi paint area memanfaatkan keuntungan postur tubuh yang lebih tinggi dengan raihan 30 poin di sana sukses mengantarkan Satria Muda menghentikan perlawanan Hangtuah 51-43.
Baca juga: Tingkatkan potensi penembak daerah Perbakin HSS gelar kejuaraan menembak
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019