Oleh Ulul Maskuriah

Barabai, Kalsel,  (Antaranews Kalsel) - Warga korban kebakaran di Desa Kayu Rabah Kecamatan Balimau Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Provinsi Kalimantan Selatan menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari termasuk memasak.


Ketua PMII Barabai Suriyadi di Barabai, Selasa mengungkapkan, kondisi warga desa yang tinggal di pinggiran Sungai Balimau cukup memprihatinkan karena hingga kini belum bisa menikmati air bersih.

"Kondisi tersebut diperparah setelah sebagian rumah warga terbakar beberapa waktu lalu. Para korban tidak hanya kekurangan air bersih tetapi juga kebutuhan lainnya," katanya.

Untuk meringankan penderitaan para korban itu, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Barabai melaksanakan aksi sosial pengumpulan dana bantuan maupun kebutuhan lainnya.

Menurut Suriyadi, kegiatan sosial penggalangan dana mereka lakukan di Simpang 10 Manjang diikuti beberapa Pengurus PMII Barabai berlangsung kurang lebih sekitar tiga jam.

"Dana yang terkumpul kami belikan paket sembako yang akan diserahkan secara langsung kepada tiga keluarga korban kebakaran yang saat ini sangat membutuhkan bantuan karena hampir semua harta benda mereka dilalap si jago merah," katanya.

Penyerahan bantuan yang dilaksanakan oleh Pengurus PMII Barabai menemui sedikit kendala dikarenakan lokasi kebakaran berada di seberang jembatan kecil yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Dengan demikian, penyerahan dilakukan secara gotong royong dibantu warga dengan berjalan kaki sejauh sekitar setengah kilometer.

Salah satu warga Bain menjelaskan, kebakaran terjadi sangat cepat, api melalap tiga rumah warga yang lokasinya berdekatan, sementara petugas pemadam kebakaran kesulitan melakukan pemadaman karena lokasinya yang sulit dijangkau, terhalang sungai besar dan jalannya sempit.

Korban tak berhasil menyelamatkan barang yang ada di dalam rumah, karena rata-rata penghuni tidak berada di tempat, yakni sedang mencari ikan dan ke sawah.

"Begitu sampai di rumah para korban hanya bisa pasrah melihat kobaran api sudah membesar, tak bisa menyelamatkan barang yang ada," katanya.

Selain dari PMII, bantuan juga datang dari beberapa pihak yang sudah disalurkan, antara lain berupa tenda, paket sembako dan peralatan dapur dari Disnakertransos HST.

Keluarga korban tetap memilih tinggal di atas bangunan rumahnya yang telah terbakar dengan mendirikan tenda.

Adapun beberapa rumah yang terbakar antara lain milik Isera (2 jiwa), Arbain (3 jiwa), Papah (4 jiwa) rata-rata mengalami kebakaran 100 persen.

Sebagaimana diketahui, warga yang terkena musibah kebakaran ataupun warga sekitar yang tinggal di sepanjang Sungai Balimau tersebut, menggunakan air sungai untuk dikonsumsi baik minum, memasak, mencuci, mandi ataupun untuk keperluan jamban.

  Padahal air sungai tersebut keruh apalagi saat musim kemarau. Kondisi itu terpaksa dilakoni warga turun menurun karena belum sampainya air PDAM ataupun untuk membuat pompa air sendiri biayanya tergolong mahal.   

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013