Lapsus Hari Jadi ke- 63 Kabupaten Banjar (1950-2013)


Kokoh Membangun Kebersamaan

Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan  yang genap berusia 63 Tahun. Sebuah perjalanan waktu yang panjang dan penuh sejarah terutama bagi Bupati Banjar Sultan H Khairul  Saleh dengan ritme pekerjaan yang  padat,  tanpa terasa sudah  8 tahun ia memimpin Bumi  Banjar yang berjuluk Baiman, Bauntung, dan Batuah.

Di sisa 2 tahun  kepemimpinannya, Sultan H Khairul Saleh bertekad  terus bekerja keras mengabdikan diri bagi pemerintahan dan masyarakat kabupaten setempat, meski telah banyak keberhasilan pembangunan yang telah ditorehkannya.

Sebagai  kilas balik untuk mengenal lebih dekat sosok dan pengabdian Bupati Sultan Khairul Saleh, berikut laporan khusus menyambut Hari Jadi  Kabupaten Banjar  ke-63 yang diuraikan melalui rekam jejak karya dan prestasi pembangunan yang telah ditorehkan melalui kerja keras jajaran aparatur pemerintah didukung seluruh lapisan masyarakat.

Sosok Pekerja Keras
Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah terlahir dengan nama Gusti Khairul Saleh, adalah dzuriat dari Pangeran Singosari bin Sultan Sulaiman Al-Mu'tamidillah. Lahir di Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, 19 Sya'ban 1383 Hijriah atau 5 Januari 1964.

Putra  pasangan H Pangeran Jumbri dan Hj Kartinah itu sejak masa anak-anak dikenal para kerabat orangtuanya sebagai anak yang santun dan cerdas. Jika dia bertanya tidak akan tuntas hanya dengan satu jawaban, tetapi akan berangkai dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Karakter ini melekat erat hingga dia menginjak dewasa.

Dalam perjalanan karirnya Sultan H Khairul Saleh merintisnya dengan menjadi  birokrat di  pemerintahan. Berbekal pendidikan Sarjana Teknik Sipil yang diperolehnya dari Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat  setelah mengikuti serangkaian tes kompetensi,  ia diangkat sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan ditempatkan di Kota Banjarmasin pada tahun 1992.

Di lingkungan kerjanya Sultan H Khairul Saleh dikenal sebagai sosok pekerja keras oleh rekan dan atasannya. Demikian pula ia selalu melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi. Berkat kerja keras dan dedikasinya itu ia mendapat penghargaan kenaikan pangkat istimewa dari pimpinannya, H  Sofyan Arpan, Walikota Banjarmasin kala itu.

Wujuud prestasi hasil kerja keras dan dedikasi Sultan H Khairul Saleh antara lain berupa keberhasilannya  menyelesaikan program Bank Dunia  tiga tahun lebih cepat dari target waktu yang ditetapkan. Dengan pendekatan crash program, Program Bank Dunia berupa Kalimantan Urban Development Project bisa diselesaikan dalam waktu empat tahun dari target tujuh tahun yang ditetapkan.

Pembangunan infrastruktur publik di Kota Banjarmasin makin kencang dilakukan Sultan H  Khairul Saleh setelah pada tahun 2004 ia diberikan amanah oleh H Sofyan Arpan  Walikota Banjarmasin kala itu untuk menduduki jabatan Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Kota Banjarmasin. Sehingga tak heran bagi masyarakat Kota Banjarmasin, sosok Suami Dra Hj  Raudatul Jannah, M.Si, dan ayah dari  H  Gusti Dhia Hidayat dan Hj  Gusti Dhia Karima ini menjadi dekat di hati masyarakat.

Disamping kesuksesannya meniti karir sebagai birokrat, dengan pengalaman dan relasi yang cukup luas didukung kesantunan pribadi akhirnya mengantarkan Sultan H Khairul Saleh menjadi seorang Bupati. Bersama pasangannya Tuan Guru H Hatim Salman, Lc, ia terpilih menjadi Bupati dan Wakil Banjar Periode 2005-2010.

Dalam  menjalankan jabatannya sebagai seorang Kepala Daerah, Sultan H Khairul Saleh membuktikan kemampuannya melalui slogan kerja cerdas, kerja keras, dan kerja ikhlas untuk kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya sehingga berhasil membangun kabupaten yang kaya sumber daya alam itu.

Atas keberhasilnnya itu maka masyarakat mempercayakannya untuk menjabat sebagai Bupati Banjar untuk kedua kalinya yakni periode 2010-2015. Pada masa jabatannya yang kedua ini Sultan H Khairul Saleh berpasangan dengan Dr H Ahmad Fauzan Saleh, M.Ag.

Karya Pembangunan.

Pada periode kedua kepemimpinannya bersama Dr H Ahmad Fauzan Saleh, pembangunan Kabupaten Banjar  semakin pesat. Hasil-hasil pembangunan baik yang bersifat fisik maupun non fisik terus mengalami peningkatan terlihat dari berbagai indikator. Pembangun fisik terlihat dari peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan terlebih untuk kawasan perdesaan melalui pembangunan jalan-jalan poros desa. Jembatan yang dulu sejak diawal kepemimpinannya sebagian besar terbuat dari bahan kayu ulin yang kondisinya memprihatinkan  karena termakan usia,  kini lebih  kokoh dengan konstruksi baja maupun  beton.

Infstruktur publik lainnya yang menjadi perhatian khusus dari Sultan H Khairul Saleh adalah kantor pemerintahan khususnya Kantor Kepala Desa atau disebut juga Kantor Pambakal. Ia menyadari betapa pentingnya Pemerintahan Desa sebagai ujung tombak pelayanan Pemerintah Daerah, sementara kondisi di Kabupaten Banjar selama ini menunjukkan bahwa tidak semua desa memiliki kantor dan jika memilikipun kondisinya lebih banyak yang memprihatinkan. Dengan program khususnya maka saat ini di Kabupaten Banjar tidak ada kepala desa atau pembakal yang tidak memiliki kantor. Demikian pula untuk meningkatkan kualitas pelayanan-pelayanan dasar lainnya, Sultan H Khairul Saleh juga terus memacu dan meningkatkan kualitas pembangunan puskesmas, poliklinik desa, sekolah danprasarana pendidikan lainnya.

Karya pembangunan  monumental lain yang  dibangun oleh Bupati Sultan H Khairul Saleh adalah kesuksesannya membangun Stadion Sepak Bola Demang Lehman yang berstandar nasional. Karena standar yang dimiliki tersebut maka dipercaya untuk digunakan sebagai Home Base Barito Putera FC pada pelaksanaan laga Indonesia Super League (ISL) 2013. Karna kepercayaan ini maka Kabupaten Banjar, dan lebih khusus Kota Martapura semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Disamping pembangunan stadion olah raga berstandar nasional juga dibangun berbagai prasarana dengan skala cukup besar antara lain Gedung Dekranasda, Guest House Sultan Sulaiman, melanjutkan pembangunan RSUD Ratu Zalecha sehingga memadai sebagai rumah sakit rujukan, pembangunan Gedung Iqra sebagai tempat pengkajian Alquran dan syiar Islam, dan pembangunan Taman Terbuka Hijau atau Alun Alun Ratu Zalecha sebagai  salah satu bentuk upaya perbaikan lingkungan hidup dan penyediaan fasilitas rekreasi dan olah raga masyarakat Kota Martapura. Dan salah satu karya momental lain yang dibangun pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarmasin ini adalah Pintu Gerbang Bumi Selamat yang memiliki arsitektur dan bernilai historis tinggi sebagai simbol semangat  haram manyarah  perjuangan rakyat Banjar. Bangunan ini berlokasi tepat di samping kiri Taman Terbuka Hijau Ratu Zalecha Martapura.

Sultan H Khairul Saleh juga mencanangkan gagasan pengembangan wilayah kota Martapura ke arah Timur, dengan direncanakannya pemindahan Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Banjar di kawasan baru yang dinamakan  Martapura Jadid. Martapura Jadid akan menjadi bukti betapa visi pembangunan pria yang juga sebagai Ketua IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji) Kalsel ini meliputi seluruh kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik.

Martapura Jadid merupakan tonggak awal perkembangan Kota Martapura, yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan perencanaan tata ruang (eco-friendly and spatial based city development). Didirikan di atas lahan seluas 100 Ha, yang berada di Kecamatan Martapura dan Kecamatan Karang Intan. Konsep Martapura Jadid mengacu pada kehidupan masyarakat Banjar yang akrab dengan air, dengan luasan ruang terbuka hijau yang melebihi 50 persen dan luasan kawasan komplek perkantoran, meliputi danau, kanal, dan hutan kota serta taman, mirip Kota Putra Jaya Malaysia.

Kepedulian Bupati Sultan H Khairul Saleh terhadap lingkungan, telah menempatkan Martapura sebagai satu- satunya daerah di  Kalsel penerima anugerah tertinggi di bidang lingkungan hidup dari Pemerintah Pusat. Pada era kepemimpinan Khairul Saleh,  Kota Martapura berhasil meraih anugerah Adipura 2012 untuk Kategori Kota Kecil. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia pada saat Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Istana Negara, pada tanggal 5 Juni 2012. Penghargaan Adipura memang tidak mudah didapat, setelah 26 tahun Adipura dianugerahkan pada daerah-daerah yang berhasil mengelola lingkungan dengan baik, baru pada tahun 2012 .  Berkat kerja keras bersama masyarakat,  untuk kedua kalinya 2013 ini,  Bumi Baiman, Bauntung, Batuah kembali meraih penghargaan Adipura.

Kabupaten Banjar juga tercatat sebagai satu-satunya daerah yang berhasil mengembangkan energi listrik dari limbah sampah menjadi  gas metan. Energi listriknya dialirkan ke permukiman penduduk di sekitar tempat pemrosesan sampah akhir, Desa  Padang Panjang, Kecamatan Karang Intan secara gratis.

Kabupaten Banjar juga meraih juara pertama Program Keluarga Harapan  2013 sebagai bukti dari komitmen kuat dalam mendukung kebijakan pusat terkait peningkatan kesejahteraan keluarga.

Prestasi lain juga diberikan Tim Peneliti Jawa Pos Institute Pro Otonomi (JPIP) 2013 menganugerahkan Grand Award/Gol Trophy Parameter Pelayanan Publik Kategori Penyediaan Sarana dan Prasarana Umum dengan program unggulan Sampah Membawa Berkah, Anugerah Special Award/ Silver Trophy parameter khusus Kemandirian Fiskal Daerah. Anugerah JPIP juga diterima Pemerintah Kabupaten Banjar sebagai daerah terbaik di bidang pelayanan publik dan peningkatan kualitas pendidikan daerah 2012.

Penghargaan Tingkat Nasional (Sebagai Bupati dan Pembina Instansi Daerah)

1. Citra Bhakti Abdi Negara dari Menteri Negara Aparatur Negara (22 Desember 2006) atas keberhasilannya dalam membina dan mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik.

2. Juara II Tingkat Nasional Pelaksanaan GNHRL/GERHAN Tahun 2003 untuk Kinerja Pemerintah Kabupaten / Kota (28 Desember 2006) dari Menteri Kehutanan selaku Wakil Ketua I / Ketua Harian Tim Koordinasi Rehabilitasi dan Reboisasi Hutan.
3. Penghargaan Lencana “ADHI BHAKTI TANI NELAYAN MADYA” oleh Ir. H. WINARNO TOHIR Ketua Umum KTNA Nasional (5 Juli 2007)
4. Penghargaan CERD AWARD untuk ka te gori Kerjasama Lintas Sektor (27 Agustus 2007)
5. Penghargaan “SETYA LENCANA PE NGABDI PRATAMA BANUA” oleh Prof. Dr. H. HARYONO SUYONO Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia un tuk Kesejahteraan Sosial
6. Penghargaan MANGGALA KARYA KEN CANA Tahun 2008 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
7. Penghargaan di bidang “PEMBANGU NAN PERTANIAN” Oleh Menteri Pertanian DR. Ir. ANTON APRIANTONO (12 juli 2007)
 8. Penghargaan “SATYA LENCANA PEM BANGUNAN BIDANG PERTANIAN” oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (Agustus 2008)
9. Juara II Penghargaan Sertifi kat MDGS AWARD 2008 kerja sama Metro TV-UNDP
10. Penghargaan Sertifi kat “SPECIAL ACHIE VEMENT FOR EPROCUREMENT” dari Warta Ekonomi eGovernment Award 2008
11. Penghargaan “GERAKAN PENING KATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN)” untuk kenaikan persentase 5 persen di Boyolali Jawa Tengah Tahun 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
12. Penghargaan “GERAKAN PENING KATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN)” di Istana Negara Jakarta Tahun 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
13. Penghargaan pada Gerakan Aksi Lang sung Anti Korupsi Sejak Dini (GALAKSI) yang diserahkan oleh Jaksa Agung Hendarman Supandji
14. Penghargaan Presiden RI terhadap Ka bupaten yang melaksanakan Akta Ke lahiran Bebas Bea (Gratis) yang diserahkan oleh Menteri Negara Pem berdayaan Perempuan Tahun 2009
 15. Penghargaan dari Gubernur Kalimantan Selatan sebagai Bupati Peduli terhadap Pembinaan dan Pengembangan TK/TPA Al Qur’an – BKPRMI
 16. Penghargaan Bidang Kesehatan berupa Ksatria Bakti Husada Arutala dari Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH

Pewarta: Rizal

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013