Seekor Hiu Tutul terdampar di Pantai Tan Sridano, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, setelah ikan yang memiliki panjang 6,3 meter tersebut terjerat pukat tepi milik nelayan tradisional setempat.

"Ikan malang ini terjerat pukat tepi sekitar jam 06.00 WIB, dan nelayan berupaya melepaskannya dengan menyobek alat tangkap tersebut," kata Indra (28), warga setempat di lokasi, Sabtu.

Hanya saja, lanjutnya, tidak berapa lama ikan yang berbobot lebih kurang satu ton tersebut terlihat menepi, dan nelayan berupaya menggiringnya untuk ke perairan.

"Setidaknya nelayan berupaya menggiring ikan tersebut hingga empat kali, namun upaya tersebut gagal meski kondisi ikan masih hidup," kata dia.

Baca juga: PSDKP Aceh menetapkan nahkoda kapal Malaysia tersangka pencurian ikan

Siang ini, imbuhnya kondisi ikan sudah mati dan ratusan warga antusias melihat ikan tersebut.

Sementara itu, Camat Batang Kapas, Wendra Rovikto menyebutkan pihaknya telah mengkoordinasikan kejadian itu ke Dinas Perikanan setempat terkait langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.

"Ikan ini merupakan masuk ke daftar ikan yang dilindungi makanya penanganannya kami serahkan ke perangkat daerah terkait," katanya.

Pada Ahad (6/8) seekor Hiu Tutul juga terdampar di Pantai Taluak Batuang dan masih di kecamatan setempat, sebelum terdampar ikan tersebut juga terjerat pukat tepi nelayan tradisional.

Baca juga: Petugas Avsec Syamsudin Noor Gagalkan Penyelundupan Sirip Ikan Hiu

Ikan memiliki panjang 7,3 meter itu dikubur di lokasinya terdampar pada Senin (7/8), setelah Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang mengambil sampel ikan tersebut untuk diteliti penyebab kematiannya.

Sebelumnya pada Selasa, 9 Agustus 2016 seekor Hiu Tutul sepanjang lima meter dalam keadaan mati juga terdampar di Pantai Tan Sridano, lokasi terdampar saat itu hanya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi ikan sejenis terdampar pada saat ini.*

Baca juga: Warga Bentuk Komunitas Sadar wisata Hiu Paus

Pewarta: Miko Elfisha

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019