Bupati Barito Kuala, Kalimantan Selatan Hj Noormiliyani AS mengatakan, pendidikan sebuah proses internalisasi keilmuan kepada anak dan peserta didik yang harus ditanamkan para pendidik dan orangtua tidak cukup hanya keilmuan, namun persoalan akhlak dan karakter sangat penting ditanamkan.

“Saat ini situasi sudah sangat berbeda. Di era millenial ini acapkali terjadi penyimpangan moral anak bangsa. Maraknya kerusakan moral ini perlu kiranya dunia pendidikan membenahi penanaman karakter generasi penerus zaman now ini agar dapat menjaga budaya ketimuran yang dimiliki bangsa kita,” ucap Bupati Barito Kuala Hj Noormiliyani AS saat membuka Seminar Nasional Pendidikan Al-Qur’an bagi Anak Usia Dini di Era Millenial digelar Yayasan Al-Hafidz di Desa Andaman II Kecamatan Anjir Pasar, Selasa (15/10).

Menyinggung Seminar Nasional (Pendidikan Al-Qur’an bagi Anak Usia Dini di Era Millenial), mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel  menuturkan, Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berlaku sepanjang zaman dan telah teruji kebenarannya diturunkan Zat Yang Mulia kepada Rasul-Nya yang mulia pula.

“Tidak ada yang bisa menggantikan kedudukannya dari diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia hingga akhir zaman. Hal-hal yang terjadi di masa sekarang dan yang terjadi di masa akan datang, bahkan yang terjadi sebelum diturunkannya Al-Qur'an sudah tertulis dalam Al-Qur'an,” ucap Noormiliyani.

Dia menyatakan,  AlQur’an merupakan kitab yang lengkap ,  berisi apa saja, baik sejarah, keimanan, syariat, akhlak, dan lain-lainnya.

“Tidak ada bagian dari kehidupan ini yang terlepas dari AlQur’an. Jika kita berpegang teguh kepada Alquran maka selamatlah kita dalam mengarungi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat,” paparnya.

Begitu pula dalam kehidupan generasi millenial yang penuh dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, jelas dia, jika generasi muda sangat jauh dengan Alquran maka dapat dipastikan teknologi yang mereka banggakan dapat menjadi penghancur masa depan mereka.

Pada bagian lain, isteri mantan Bupati Batola H Hasanuddin Murad  mengakui, saat ini memang masih banyak generasi muda yang peduli masa depan dengan menggali segala prestasi baik yang bersifat ilmiah hingga bernuansa Islam.

“Ini dibuktikan dengan banyaknya generasi yang menggali ilmu-ilmu agama hingga penghafal Alquran di Indonesia yang mencapai 30 ribu orang yang tentunya menjadi kabar gembira dan membanggakan,”ungkapnya.

Hanya saja, terang dia,  jumlahnya i jika dibandingkan dengan pencandu narkoba ternyata masih jumplang karena berdasarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terdapat 5,9 juta anak Indonesia sudah menjadi pecandu narkoba.

Belum lagi berdasarkan data tahun 2013, sebut dia,  kasus hamil di luar nikah usia 10-11 tahun mencapai 600 ribu kasus dan usia 15-19 mencapai 2,2 juta kasus yang semestinya tidak terjadi di negara yang penduduknya muslim seperti Indonesia.

Sementara,  Ketua Yayasan Al-Hafidz Aep Saepulloh mengatakan, tujuan digelarnya seminar di antaranya sebagai forum diskusi ilmiah untuk meneguhkan komitmen bersama dalam mengembangkan dan memajukan agama di daerah berdasarkan nilai-nilai Islam.

Seminar berisi orasi, tanya jawab serta diskusi  mendatangkan narasumber Direktur Penais Kemenag RI  HA Juraidi Malkan, Dosen UIN Antasari Banjarmasin Ika Irayana serta Dosen PAI ULM Banjarmasin Gusti Husain Irhamna dengan target tergalinya informasi bagi stakeholders, lembaga pendidikan dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan Al-Qur’an di daerah, khususnya bagi anak usia dini.
Bupati Barito Kuala Hj Noormiliyani AS saat membuka Seminar Nasional Pendidikan Al-Qur’an bagi Anak Usia Dini di Era Millenial digelar Yayasan Al-Hafidz di Desa Andaman II Kecamatan Anjir Pasar, Selasa (15/10).Foto:Antaranews Kalsel/Humas.

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019