Produksi kelapa sawit petani di Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, turun hingga 50 persen dari sebelumnya satu ton per hektare menjadi 500 kilogram per hektare.

Menurut salah satu petani, Desa Neknang, Bakam, Abidin melalui pesannya, Senin, turunnya produksi sawit petani yang mencapai 50 persen akibat kemarau panjang.

"Dalam kondisi normal, setiap hektare  mampu memproduksi kelapa sawit mencapai satu sampai 1,5 ton, namun sekarang hanya mampu  500 kilogram," katanya.

Baca juga: Harga cpo naik Rp164 per kilogram

Ia mengatakan petani tidak mampu melakukan upaya peningkatan produksi panen karena tidak dapat memupuk lahannya.

"Saat ini, umumnya petani sawit tidak dapat berbuat apa-apa dengan kondisi alam, produksi panen menurun dan tidak dapat melakukan pemupukan secara rutin," jelasnya.

Keluhan yang sama disampaikan petani sawit di Desa Kayu Besi, Kecamatan Bakam, Mat Asin bahwa produksi turun drastis dibandingkan hasil panen sebelum musim kemarau.

"Saat ini harga sawit hanya mencapai Rp950 per kilogram di tingkat pengumpul, sementara sebelumnya mampu mencapai di atas Rp1.200 per kilogram," katanya.

Karena itu, Mat Asin dan petani sawit lain mengharapkan  ada kebijakan pemerintah pusat maupun daerah untuk segera membantu petani.

"Harga jual sawit cenderung menurun yang sudah terjadi cukup lama, mengakibatkan kerugian besar bagi petani karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya perawatan kebun sawit termasuk biaya beli pupuk," jelasnya.

Baca juga: Harga CPO turun Rp319/kg




 

Pewarta: Kasmono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019