Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Mathl'aul Anwar (MA) KH Ahmad Sadeli Karim mengatakan bahwa Mathla'ul Anwar tidak mengajarkan radikalisme dan ekstrimisme, tetapi berkomitmen mengembangkan bidang pendidikan, dakwah dan bidang sosial.

"Kami Mathla'ul Anwar lebih khusus Universitas Mathlaul Anwar tidak pernah mengajarkan radikalisme dan ekstrimisme," kata KH Ahmad Sadeli Karim kepada wartawan di Serang, Banten, Minggu.

KH Sadeli Karim mengatakan, Mathla'ul Anwar juga tidak berafiliasi dengan partai politik manapun, tetapi membebaskan anggota dan pengurus masuk partai manapun sepanjang tidak membawa kepentingan partai politik ke dalam MA.

"Banyak pengurus MA yang juga anggota dan pengurus parpol tapi tidak membawa kepentingan parpol ke dalam MA," kata KH Sadeli Karim saat jumpa pers didampingi Wakil Ketua Umum PB MA KH Zaenal Abidin Suja'i, Sekjen PB Ma Oke Setiadi yang dipandu wartawan senior Aat Surya Syafaat yang juga Ketua Bidang Humas PB Mathla'ul Anwar.



Ketua Umum PB MA KH Sadeli Karim lebih lanjut menegaskan, ormas Islam yang dipimpinnya adalah mitra pemerintah serta menganut pada ajaran Islam Rahmatan Lil'alamiin atau rahmat bagi seluruh alam dan menganut faham ahlusunah waljamaah.

Selain itu, kata Sadeli, Math'laul Anwar juga merupakan ormas Islam terbesar ke tiga setelah NU dan Muhammadiyah.

Secara resmi menyampaikan sejumlah poin pernyataan terkait kasus penusukan yang dialami Menkopolhukam Wiranto usai acara di Kampus Math'laul Anwar di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, pada Kamis 10 Oktober 2019.

Dalam kehormatan tersebut, Ketua PB Math'alul Anwar KH Sadeli Karim menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa penusukan yang dialami oleh Menko Polhukam Jenderal (Purn) H Wiranto yang juga sebagai Dewan Penasehat Pengurus Besar Mathta'ul Anwar (PBMA) yang terjadi pada hari Kamis 10 Oktober 2019 di Alun-alun Kecamatan Memes, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

"Mathla'ul Anwar mengutuk dan menyesalkan terjadinya penusukan kepada Menko Polhukam Jenderal ( Purn) Dr. H. Wiranto. Mathla'ul Anwar tidak membenarkan atas argumentasl apapun perlstiwa penusukan tersebut yang juga dlalaml oleh warga Mathla'ul Anwar H Fuad Syauqi," kata KH Sadeli Karim.

KH Sadeli Karim mengatakan, Mathla’ul Anwar adalah organisasi keagamaan Islam yang didirikan di Menes pada tanggal 10 Syawwal 1334 H atau 9 Agustus 1916 M oleh sejumlah kyai dan tokoh masyarakat diantaranya yaitu: Kyai Moh. Tb. Soleh, Kiayi H. E. Moh Yasin, Kyai Tegal, Kyai H. Mas Abdurrahman, K.H. Abdul Mu’ti, K.H. Soleman Cibinglu, K.H. Daud, K.H. Rusydi, E. Danawi, K.H. Mustagfiri dan lain-lainnya dengan tujuan agar ajaran Islam menjadi dasar kehidupan bagi individu dan masyarakat.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019