Cuaca Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan terpantau cerah seanjang hari, sejak Sabtu pagi hingga sore, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu diselimuti asap.
Pantauan ANTARA Kalsel di Banjarmasin, Sabtu, cuaca kota seribu sungai tersebut cerah sepanjang hari atau sejak pagi hingga sore, tanpa tebaran asap yang menghalangi jarak pandang.
Kabut asap yang biasanya menyelimuti ibu kota provinsi tertua di Pulau Kalimantan tersebut, kini tidak ada lagi.
Namun panas terik matahari terasa, sehingga bagi mereka yang beraktivitas di luar rumah cepat merasa haus dan ingin minum.
Sebagaimana pengakuan Kayi (kakek) Usuf sebagai pedagang kaki lima (pkl) atau penjual eceran bahan bakar minyak (BBM), panas terik matahari terasa sekali dan membuat kerongkongan kering.
Baca juga: BMKG : Dua hari ke depan gelombang diperkirakan capai 2,5 meter
"Oleh karena itu, dalam berjualan saya membawa air putih untuk minum buat menghilangkan haus dan dahaga, serta agar 'karungkungan' (kerongkongan) jangan sampai terlalu kering," ujar kayi yang sudah berusia 80 tahun tersebut.
"Sebab kalau sampai karungkungan terlalu kering, kita bersuara bisa kurang jelas, yang dalam bahasa Banjar Kalsel disebut payat alias suara kecil," demikian kayi Usuf.
Sementara beberapa warga memperkirakan, cuaca cerah dan tidak berkabut asap lagi itu karena guyuran hujan lebat dua hari berturut-turut, Kamis dan Jumat (26 & 27 September) lalu.
"Hujan deras pada Kamis dan Jumat itu tampaknya bukan buatan, tetapi murni alami yang sudah mendekati musim hujan. Karena hujannya disertai angin kencang, guntur dan petir," ujar Hasan, salah seorang warga Banjarmasin.
"Kita berharap musim kemarau cepat berakhir agar kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap juga tak ada lagi," ucap temannya, Azidin menambahkan.
Baca juga: Antisipasi cuaca panas Calhaj diingatkan membawa kacamata hitam
Baca juga: BMKG memperingatkan cuaca ekstrem di tiga daerah di Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Pantauan ANTARA Kalsel di Banjarmasin, Sabtu, cuaca kota seribu sungai tersebut cerah sepanjang hari atau sejak pagi hingga sore, tanpa tebaran asap yang menghalangi jarak pandang.
Kabut asap yang biasanya menyelimuti ibu kota provinsi tertua di Pulau Kalimantan tersebut, kini tidak ada lagi.
Namun panas terik matahari terasa, sehingga bagi mereka yang beraktivitas di luar rumah cepat merasa haus dan ingin minum.
Sebagaimana pengakuan Kayi (kakek) Usuf sebagai pedagang kaki lima (pkl) atau penjual eceran bahan bakar minyak (BBM), panas terik matahari terasa sekali dan membuat kerongkongan kering.
Baca juga: BMKG : Dua hari ke depan gelombang diperkirakan capai 2,5 meter
"Oleh karena itu, dalam berjualan saya membawa air putih untuk minum buat menghilangkan haus dan dahaga, serta agar 'karungkungan' (kerongkongan) jangan sampai terlalu kering," ujar kayi yang sudah berusia 80 tahun tersebut.
"Sebab kalau sampai karungkungan terlalu kering, kita bersuara bisa kurang jelas, yang dalam bahasa Banjar Kalsel disebut payat alias suara kecil," demikian kayi Usuf.
Sementara beberapa warga memperkirakan, cuaca cerah dan tidak berkabut asap lagi itu karena guyuran hujan lebat dua hari berturut-turut, Kamis dan Jumat (26 & 27 September) lalu.
"Hujan deras pada Kamis dan Jumat itu tampaknya bukan buatan, tetapi murni alami yang sudah mendekati musim hujan. Karena hujannya disertai angin kencang, guntur dan petir," ujar Hasan, salah seorang warga Banjarmasin.
"Kita berharap musim kemarau cepat berakhir agar kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap juga tak ada lagi," ucap temannya, Azidin menambahkan.
Baca juga: Antisipasi cuaca panas Calhaj diingatkan membawa kacamata hitam
Baca juga: BMKG memperingatkan cuaca ekstrem di tiga daerah di Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019