Ahmad Raihan Hasa, S.Ag, MN merupakan master catur nasional dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, salah satu tipikal atlet catur sekaligus pelatih yang memiliki kecintaan yang tinggi kepada daerah kelahiran.


Meski sudah cukup lama menyandang predikat pelatih catur nasional, Raihan memilih menjalani hidup sederhana bersama isteri dan dua anaknya selama puluhan tahun.

Pegawai Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) ini tak tergiur sama sekali untuk menerima tawaran melatih di daerah lain meski dijanjikan gaji menggiurkan.
 
Raihan melatih para atlet caur dirumah kontraknya. (Eddy Abdillah)
 


"Banyak tawaran daerah lain untuk melatih atlet catur, namun saya tolak karena saya ingin fokus membina atlet di daerah kelahiran saya," ujar Raihan.

Meski bertubi-tubi tawaran melatih diterimanya tak membuat ayah tiga orang anak ini bergeming, padahal kegiatan melatih putra-putri HSU seringkali berasal dari dana pribadinya.

"Saya terpanggil untuk melatih putra-putri daerah, jangan hanya terhenti pada diri saya atau beberapa atlet senior yang berprestasi, perlu regenerasi atlet baru untuk juga berprestasi di cabang catur, Jika tak ada generasi maka habislah atlet berprestasi di Hulu Sungai Utara," demikian alasan Raihan.
 
Raihan melatih para atlet caur dirumah kontraknya. (Eddy Abdillah)

Sejak 2006, Raihan rela rumah kontrakannya dijadikan tempat berlatih bagi atlet catur, bahkan sebagian besar biaya akomodasi seperti menyediakan konsumsi dirogoh dari kuceknya sendiri.

Raihan melatih atlet catur tanpa dipungut biaya, semuanya beranjak dari cita-citanya yang luhur untuk mengabdi di daerahnya agar bisa memajukan olahraga catur ke tingkat yang lebih tinggi.

Tiga kali pindah rumah  kontrakan

Rumah catur yang dibina Raihan sudah beberapa kali pindah tempat, pertama di kegiatan pelatihan yang dimulai sejak tahun 2004 ketika Raihan dan keluarga masih menempati rumah dinas milik pemerintah daerah di Komplek 27 Kelurahan Kebun Sari.  

Ketika kediaman Raihan pindah ke Jalan Bihman Villa pada 2009, pelatihan atlet catur juga pindah ke rumah kontrakannya tersebut.

Pada 2016 Raihan pindah kontrak lagi ke Desa Pakapuran, Kecamatan Amuntai Utara, dan setahun berikutnya pindah Desa Sungai Karias Gang Quba, Kecamatan Amuntai Tengah.
 
Raihan melatih atlet junior (Eddy Abdillah)

Selama itu pula lokasi pelatihan atlet catur berpindah-pindah tempat mengiringi keluarga Raihan. Kediaman Raihan sekaligus menjadi Sekretariat Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Cabang HSU.

Kesulitan dan kendala sudah pasti dihadapi Raihan dalam melatih atlet catur, selain minim fasilitas juga terkadang dia harus menggunakan dana pribadi untuk membiayai konsumsi dan lainnya.

"Kadang tagihan PDAM dan listrik juga membengkak untuk keperluan pelatihan," kata Raihan sambil tersenyum mengenang masa sulit pelatihan waktu itu.

Ia berterima kasih karena Isterinya bisa memahami dan mau menerima kondisi rumah mereka yang hampir separohnya digunakan untuk tempat pelatihan atlet catur.

Sang Isteri setiap hari ikut membersihkan bekas kegiatan pelatihan dan menyediakan minuman dan makanan untuk para atlet.

Namun demikian, semua kesulitan yang dihadapi justru menjadi motivasi dan semangat bagi Raihan untuk giat melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap Atlet Catur Kabupaten HSU.

Selain itu, katanya ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri yang Ia rasakan, karena dengan adanya pelatihan catur di rumah kontrakan bisa terjalin silaturrahmi dan kebersamaan dengan para pecatur. Berkah dengan adanya pelatihan catur di rumahnya, menjadikan ketiga orang puterinya juga menggemari olahraga catur dan ikut aktif berlatih.

"Dengan adanya anak-anak berlatih di rumah menjadikan hubungan harmonis antara orang tua dengan anak serta saya bisa mengawasi anak-anak saya," kata Raihan.

Saat ini Raihan sudah memiliki rumah pribadi sendiri di Jalan Gusti Anwar Gang Berkah RT. 09 No. 32 Kelurahan Kebun Sari. Sedangkan kesekretariatan Percasi pindah ke Jalan Basuki Rahmat samping markas Kodim 1001 Amuntai.

Di kediaman pribadinya saat ini Raihan juga memberi kesempatan bagi atlet untuk berdiskusi dan berlatih. Baginya minat atlet untuk bisa maju perlu terus dimotivasi dan didukung, jangan sampai semangat mereka pudar gara-gara tidak mendapat respon dari pelatih.

Raihan masih bisa membayangkan perjuangannya melatih para atlet muda bahkan atlet penyandang disabilitas pun dia terima, karena menurutnya potensi atlet disabilitas juga bisa berprestasi hingga ke tingkat internasional.
 
Raihan bersama isteri dan ketiga puterinya. (Eddy Abdillah)


Ketiga puterinya mengikuti jejeknya.

Raihan yang lahir di Amuntai 15 September 1971 sudah bergelar master nasional sejak 1997, diberikan sertifikat sebagai pelatih nasional pada 2006, dan menjadi wasit nasional dengan elorating 2286 per Juli 2015.

Di tengah kesibukan menyelesaikan pendidikan S2 di Fakultas Hukum STIH Banjarmasin, lulusan sarjana Fakultas Dakwah IAIN Banjarmasin (sekarang UIN Banjarmasin) ini tetap masih bisa meluangkan waktu melatih pecatur HSU.

Ayah dari tiga puteri  ini sudah menggeluti 'dunia' catur sejak 1986 dan sangat mencintai jenis olahraga ini, sehingga menjadikannya master catur nasional.

Hebatnya, ketiga puteri Raihan, yakni Rizka Aulia Rahmi, Helma Ghinaya dan Nisfha Dayyana Rahmah juga menjadi atlet catur provinsi Kalimantan Selatan yang selalu langganan memperkuat daerah asalnya.

Helma bahkan sudah mencicipi ikut kejuaraan internasional di China dan Nisfha pernah juara di tingkat nasional. Kedua puteri Raihan ini peringkat III saat mengikuti event internasional Jafpa Chess Festival 2018.

Puteri Raihan yang satunya lagi, Rizka Aulia Rahmi juara Kejurprov Catur se.Kalsel , peraih 3 medali emas Porprov 2017 di Tabalong, dan pemain pra PON Kalsel tahun 2016

Pelatih yang aktivis organisasi keagamaan

Sebanyak 31 kejuaraan dan lomba catur pernah diikuti Raihan, baik di tingkat provinsi, nasional dan internasional dan meraih prestasi.

Prestasi pertama yang diraihnya di 1991 adalah juara 1 Yunior A se Kalsel. Juara IV Pra Kejurnas Catur di Surabaya 1994.

Ajang internasional yang pernah diikuti Raihan adalah  Kejuaraan Borneo Cup 1 di Brunei Darussalam pada 2000 dan meraih juara 1 beregu. Mengikuti kejuaraan di Malaysia 2016 dan kejuaraan tingkat Asia di China 2017.

Sebelumnya, Raihan juga juara 1 seleksi antar master catur se Kalsel pada 2000, meraih juara 1 Dharmamula Cup Open di  Sampit 2012 dan juara 1 Pornas Korpri di Menado 2013

Juara III liga catur tematik profesional Jakarta 2016, peringkat 16 Japfa Chess Festival Internasional Master di Jakarta 2018. Juara 1 Nasional lomba catur HAB Kemenag RI di Jakarta 2019. Juara 13 nasional kejuaraan catur antar master di Jakarta 2019.

Terakhir Raihan berhasil mengawinkan dua medali catur cepat dan catur kilat pada  kejuaraan ASN Paman Birin Cup se Kalsel 2019.
 
Raihan bersama Ketua Percasi HSU Almien Ashar Safari. (Eddy Abdillah)

Hebatnya, selain aktif mengikuti kejuaraan dan melatih catur, Raihan aktif pula di berbagai kegiatan organisasi keagamaan di daerahnya, Sebut saja dia pernah menjadi sekretaris umum Forum Komunikasi Da'i Muda Indonesia (FKDMI), pengurus LPTQ, PHBI, BKPRMI, panitia MTQ.

Pernah pula menjadi pengurus PSSI Kabupaten HSU 2006 -2009. Pengurus Percasi, KONI, PBSI dan PTMSI Kabupaten HSU.

Ada juga satu atlet junior Muhammad Rizky Prima Nugraha yang pernah ikut kompetisi catur internasional di China pada 2017. Atlet -atlet junior hasil didikan Raihan ini berhasil berprestasi ditingkat internasional mengharumkan nama daerah HSU.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019