Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya mencatat sampai hari ini sebanyak 34 haji meninggal dunia selama proses menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

“Semoga tidak bertambah lagi,” ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya Muhammad Budi Hidayat di sela penyambutan kedatangan jamaah haji di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Minggu (18/8).

Jika dibandingkan musim haji tahun lalu, kata dia, jumlah jamaah yang meninggal lebih sedikit dan diharapkan seluruh jamaah selalu sehat hingga sampai rumah masing-masing.

Baca juga: 20 orang jamaah haji Embarkasi Batam meninggal

Khusus untuk kelompok terbang (kloter) pertama, ia mengatakan terdapat seorang haji asal Magetan, Jawa Timur, yang seharusnya hari ini tiba di Tanah Air, tapi harus tertunda karena masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi akibat sakit yang dinyatakan berisiko tinggi.

"Penyakitnya gangguan pembuluh darah di otak. Kepulangannya tertunda karena harus mendapat perawatan medis. Nanti kalau sudah dinyatakan pulih bisa menyusul pulang ke Tanah Air bersama kloter yang lain," ucapnya.

Sementara itu, PPIH Surabaya memulai proses debarkasi hari ini yang diawali dengan kedatangan kloter pertama asal Magetan, kloter kedua gabungan asal Kabupaten Ngawi, Ponorogo dan Surabaya, serta kloter ketiga dari Kabupaten Ponorogo.

Selanjutnya akan tiba secara bergelombang setiap hari tiga kloter, dengan masing-masing kloter terdiri dari rombongan yang berjumlah 450 orang hingga terakhir kloter 85 dijadwalkan tiba pada tanggal 15 September mendatang.

Baca juga: Jemaah Haji HST terserang flu dan batuk

Seluruhnya terhitung mulai kloter 1 hingga terakhir 85, PPIH Surabaya melayani proses debarkasi berjumlah 38.150 haji yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Jamaah haji terbanyak berasal dari Jawa Timur berjumlah 35.076 haji, serta dari Bali 1.054 haji dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 965 haji.

Baca juga: Mekkah sangat padat, jamaah cuma bisa jalan kaki saat puncak haji

Pewarta: Fiqih Arfani/Hanif Nashrullah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019