Sebanyak 53 calon haji (Calhaj) plus Travellindo Tours & Travel terancam gagal berangkat ke tanah suci lantaran biro perjalanan tak melunasi kewajiban penyetoran untuk segala keperluan jamaah di Arab Saudi, padahal jamaah sudah menyetor.

"Kan dijanjikan pasti berangkat tanggal 4 Agustus 2019, ternyata kemarin kami ditelpon disuruh kumpul dan disampaikan tidak jadi berangkat," ucap Haililah, salah satu calon jamaah Haji Plus Travellindo di Banjarmasin, Kamis (1/8).

Bahkan wanita ini sudah menyetorkan Rp354.649.000 untuk berangkat haji bersama putrinya, Ayu Rahmiwati.

Dia sendiri mengaku mau menyetorkan pelunasan karena terus didesak oleh Travellindo. Bahkan disampaikan ada diskon 10 persen jika melakukan pelunasan lebih cepat.

Haililah pun gelisah dan impiannya untuk menunaikan ibadah haji pertama kalinya terancam pupus tahun ini.

Baca juga: Kemenag : Masyarakat jangan mudah percaya haji plus langsung berangkat

"Awalnya pada 17 Juni 2014 saya setor untuk tiga orang bersama suami dan anak totalnya saat mendaftar Rp179.625.000. Namun suami meninggal jadi berdua anak saja. Dijanjikan 5 tahun menunggu untuk berangkat. Kemudian akhir tahun 2018 saya ditelpon terus diminta melunasi karena akan berangkat tahun ini," beber warga yang tinggal di Jalan Manarap Tengah, Kabupaten Banjar ini.

Calon jamaah haji lainnya, Fatma juga mengutarakan hal yang sama. Dia ingin berangkat bersama suami Sumsi Rasidi, sudah menyetorkan pelunasan senilai Rp375 juta.

"Kami sudah ikut manasik tiga kali. Di rumah sudah selamatan juga, keluarga dan kawan-kawan sudah tahu semua. Saya sedih dan malu jika sampai tidak berangkat. Mudah-mudahan ada jalan keluar hingga kami semua bisa diberangkatkan," tuturnya lirih.

Atas ketidakpastian rencana keberangkatan ke tanah suci itu, para jamaah pun berkumpul di kantor Travellindo Tours & Travel di Jalan Pangeran Hidayatullah, Banjarmasin Timur.

Baca juga: Lima calon haji Kalsel dirawat di rumah sakit Arab Saudi

Besar harapan mereka untuk tetap bisa berangkat, mesti kecil kemungkinannya lantaran mepetnya waktu batas akhir penerbangan jamaah calon haji tahun ini.

Kasus inipun mendapat perhatian dari Kementerian Agama RI yang mengutus Kasubag Hukum dan Perundang-undangan Kemenag RI Mahdisin untuk datang ke Banjarmasin.

"Saya diutus oleh Dirjen untuk mengecek permasalahan di Travellindo ini. Kami masih koordinasi dengan pihak asosiasi karena Travellindo ini di bawah naungan asosiasi. Kita lihat komitmen asosiasi terhadap perlindungan jamaah," kata Mahdisin.

Diungkapkan dia, Kemenag mengetahui ada permasalahan di Travellindo setelah dalam sistem administrasi data para calon jamaah haji, pelunasan belum dilakukan agen perjalanan tersebut. Padahal waktu sudah mepet.

"Closing gate sekitar tanggal 6 Agustus 2019. Namun faktanya, sampai sekarang 53 calon jamaah haji plus Travellindo yang terdata di sistem kami belum beres administrasinya. Seperti pembayaran hotel di Mekkah dan Madinah, kemudian transportasi dan sebagainya," paparnya.
Penyidik Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Kalsel meminta keterangan karyawan Travellindo. (antara/foto/firman)


Sementara polisi juga bergerak cepat dengan menyambangi kantor Travellindo untuk menggali keterangan dari para jamaah dan pihak travel. Namun sayangnya, owner Travellindo Group Dr Supriadi menghilang dan tak diketahui keberadaannya.

Tim penyidik yang dipimpin langsung Kasubdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Kalsel AKBP H Suyitno Ardhi hanya memeriksa sejumlah karyawan Travellindo yang masih berada di tempat.

Baca juga: Jamaah haji Kalsel dalam kondisi baik di Saudi

Nampak juga dua unit mobil mewah terparkir di dalam kantor Travellindo yaitu satu unit merek BMW warna biru metalik nomor polisi B 1 TRV dan satu lagi merek Hummer warna putih nomor polisi B 2 TRV.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019