Kelompok tani atau Poktan "Tani Mandiri" Desa Layuh (sekitar 173 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan selain membudidayakan madu kelulut, juga mengembangkan tanaman gaharu.

"Kayu gaharu yang kami tanam jenis lokal (Aqualeria Melasineis), ujar Ketua Poktan tersebut, Fakhruddin menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) yang meninjau pembibitan/pembudidayaan tanaman ikutan hasil hutan (IHH) itu di Layuh, Senin.

Alasan menanam/mengembangkan kayu gaharu jenis lokal antara lain mencari bibit serta pemeliharaannya mudah, tutur laki-laki kelahiran Desa Aluan Sumur Kecamatan Batu Benawa yang menetap di Layuh - perbukitan kawasan Pegunungan Meratus itu.

Selain itu, walau jenis lokal, kayu gaharu tersebut juga tergolong bernilai ekonomi tinggi kalau sudah panen/penebangan nanti, lanjut laki-laki yang hanya mengecap pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut.

"Memang pihak kehutanan beranggapan usaha pembudidayaan/pengembangan kayu gaharu di Kalsel selama ini merupakan proyek yang kurang berhasil atau tergolong gagal," tutur laki-laki berusia sekitar 45 tahun itu.

Begitu pula terhadap usaha budidaya/pengembangan madu kelulut di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut, pihak kehutanan juga menganggap sebuah proyek yang gagal karena hasilnya kurang maksimal, tambahnya.

"Terus terang, saya mungkin termasuk orang yang mengusahakan kembali terhadap usaha yang orang lain menganggapnya gagal," lanjut Fakhruddin dengan sapaan lain Dino tersebut.

"Walau orang lain gagal. Namun saya optimistis akan membuahkan hasil, kendati harus melalui tahapan-tahapan usaha untuk mencapai hasil maksimal," demikian Dino.
 

Pewarta: Sukarli/Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019