Oleh Ulul Maskuriah
Menurut Ngadimun di Banjarmasin, Rabu, penggunaan sistem "barcode" pada naskah soal ujian nasional ini merupakan salah satu langkah kemajuan dari penyelenggaraan ujian nasional (UN) 2013.
"Dengan penggunaan sistem barcode, para peserta ujian tidak dapat saling tukar kode soal," katanya.
Menurut dia, pada pelaksanaan UN kali ini antara lembar soal dan lembar jawaban tidak dipisah, bila peserta ujian menjawab soal tidak cocok dengan lembar jawaban ujianny maka jawabannya akan salah.
Dengan demikian, kata dia, jangan sampai lembar jawaban ujian tertukar, dan jika lembar jawaban rusak agar minta diganti berikut soalnya.
Demikian sebaliknya, kalau naskah soal rusak jangan hanya minta diganti naskah soal, harus meminta ganti naskah soal beserta LJUN.
"Soal dan lembar jawaban merupakan satu paket dan ada kode yang saat dipindai (scan) akan ketahuan lembar LJUN mengacu soal yang mana," katanya.
Menghindari kesalahan tersebut, kata dia, begitu akan memulai mengerjakan soal, peserta harus menulis nama dan ketentuan lainnya dalam lembar jawaban dan lembar soal.
Dengan adanya sistem barcode tersebut, peserta ujian tidak perlu lagi menulis kode soal.
"Kode soal tidak akan sama dengan yang lain karena berdasarkan barcode," katanya.
Barcode tersebut akan dipindai oleh alat tertentu saat jawaban UN dikoreksi.
Selain penggunaan barcode dan penyatuan naskah soal dengan lembar jawaban UN, Kemdikbud juga menyiapkan 20 variasi soal pada UN tahun ini sehingga para siswa peserta bisa berkonsentrasi pada soalnya masing-masing tanpa perlu melihat pekerjaan temannya.
"Sehingga peserta tidak akan lagi tengok kiri dan kanan, karena soalnya berbeda," katanya.
Dengan sistem barcode ini selain mengurangi kecurangan juga mempermudah proses data.
Dengan penggunaan sistem barcode proses input data dimungkinkan lebih cepat dan lebih tepat, karena teknologi barcode dapat merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual serta mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Ngadimun mengatakan pelaksanaan ujian nasional kali ini menggunakan sistem "barcode" untuk menghindari kebocoran soal sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Ngadimun di Banjarmasin, Rabu, penggunaan sistem "barcode" pada naskah soal ujian nasional ini merupakan salah satu langkah kemajuan dari penyelenggaraan ujian nasional (UN) 2013.
"Dengan penggunaan sistem barcode, para peserta ujian tidak dapat saling tukar kode soal," katanya.
Menurut dia, pada pelaksanaan UN kali ini antara lembar soal dan lembar jawaban tidak dipisah, bila peserta ujian menjawab soal tidak cocok dengan lembar jawaban ujianny maka jawabannya akan salah.
Dengan demikian, kata dia, jangan sampai lembar jawaban ujian tertukar, dan jika lembar jawaban rusak agar minta diganti berikut soalnya.
Demikian sebaliknya, kalau naskah soal rusak jangan hanya minta diganti naskah soal, harus meminta ganti naskah soal beserta LJUN.
"Soal dan lembar jawaban merupakan satu paket dan ada kode yang saat dipindai (scan) akan ketahuan lembar LJUN mengacu soal yang mana," katanya.
Menghindari kesalahan tersebut, kata dia, begitu akan memulai mengerjakan soal, peserta harus menulis nama dan ketentuan lainnya dalam lembar jawaban dan lembar soal.
Dengan adanya sistem barcode tersebut, peserta ujian tidak perlu lagi menulis kode soal.
"Kode soal tidak akan sama dengan yang lain karena berdasarkan barcode," katanya.
Barcode tersebut akan dipindai oleh alat tertentu saat jawaban UN dikoreksi.
Selain penggunaan barcode dan penyatuan naskah soal dengan lembar jawaban UN, Kemdikbud juga menyiapkan 20 variasi soal pada UN tahun ini sehingga para siswa peserta bisa berkonsentrasi pada soalnya masing-masing tanpa perlu melihat pekerjaan temannya.
"Sehingga peserta tidak akan lagi tengok kiri dan kanan, karena soalnya berbeda," katanya.
Dengan sistem barcode ini selain mengurangi kecurangan juga mempermudah proses data.
Dengan penggunaan sistem barcode proses input data dimungkinkan lebih cepat dan lebih tepat, karena teknologi barcode dapat merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual serta mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013