Salah seorang petani karet asal Desa Muara Uya Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan Muhammad Jaini mengatakan, kini pihaknya berupaya keras untuk meningkatkan kualitas karet di daerahnya sehingga stablitas harganya tetap terjamin hingga kapanpun.

Menurut Jaini, dirinya bersama petani karet di daerahnya, konsisten menjaga kualitas karet  dan berusaha  menguatkan posisi tawar dalam menjual hasil karet yang dimiliki kepada pembeli dengan standar karet yang baik.

"Pohon karet ibarat mesin ATM bagi petani, karena itu menjaga kualitas karet hal utama yang harus dilakukan sambil berharap harganya naik," ungkapnya.
 
Tiap hari petani menyadap pohon karet untuk mendapatkan lateks guna sekedar memberikan harapan agar  bisa hidup sehari kemudian.

Namun saat ini karet yang dijual petani tak kunjung meningkat harganya dan cenderung menurun namun tak menyurutkan Jaini dan teman - temannya untuk meningkatkan kualitas bokar.

Sejalan dengan pemikiran petani, Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) melalui bidang pengembangan ekonomi masyarakatnya kemudian merangkul Jaini dan sejumlah petani lain untuk dapat meningkatkan kualitas hasil karetnya.

Melalui program pengembangan Kebun Karet Unggul (KKU) milik rakyat, diharapkan dapat  mendorong pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. 
. (Antaranews Kalsel/Istimewa)


YABN kemudian membaginya menjadi dua jenis dalam penggunaannya yaitu kebun hamparan dan kebun model yang tersebar di wilayah Tabalong dan Balangan. 

Menurut staf bidang pengembangan ekonomi masyarakat Chandra Fajar Putra, penggunaan kebun hamparan  dikelola oleh perorangan yang tergabung dalam kelompok sesuai  luasan kepemilikan lahan.

 Sedangkan kebun model adalah pola lahan milik petani di satu desa dengan syarat luasan maksimal 2 hektare di masing - masing desa.

Kebun model tersebut dikelola oleh perorangan dengan pengelolaan kebun karet sesuai dengan prosedur yang dianjurkan baik itu dalam hal pembuka lahan, penanaman dan perawatan.

Sejak  2012 awal berjalannya program, telah terbangun kebun model seluas 190 hektare dan kebun hamparan 164 hektare tersebar di 117 desa di dua  kabupaten.

"Saat ini 80 persen dari  total 357 petani telah menjalankan program KKU YABN," jelas Chandra.

Selanjutnya penentu keberhasilan budidaya karet ditentukan tingkat pengetahuan petani termasuk dalam penanganan hama penyakit tanaman.

Mewujudkan hal tersebut, YABN melakukan program pendampingan yang berkelanjutan dan melaksanakan pelatihan mengenai budidaya karet unggul kepada seluruh petani binaan.

Pendampingan intens  maupun pelatihan yang dilaksanakan oleh YABN kepada petani binaan mampu mengubah pola pikir dan kesadaran petani untuk memanfaatkan kesempatan yang ada agar berbuah keberhasilan.

Jadi panutan

Muhammad Jani sendiri salah satu petani binaan YABN  saat ini menjadi panutan bagi petani karet lainnya.

Bersama petani binaan yang berada di Kabupaten Tabalong khususnya di Kecamatan Muara Uya, Jaini banyak belajar dan aktif untuk mengikuti kegiatan pelatihan mengenai budidaya karet uggul baik yang dilaksanakan oleh YABN maupun dari Pemerintah daerah.

Pengetahuan mengenai budidaya karet unggul yang didapat oleh Jaini, ditularkan kepada petani lain disekitar desanya. 

Berkat keberhasilannya tersebut, saat ini Jaini telah diangkat menjadi PPL swadaya oleh Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan  Muara Uya. 

Keberhasilan dalam melaksanakan program KKU juga dilakukan oleh satu  petani Desa Bata Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Usuf. 

Sejak menjalankan program pengembangan KKU tahun 2012, Usuf  berhasil melakukan budidaya karet unggul seluas 1 hektare miliknya.

Berkat keberhasilannya tersebut Usuf sering diminta untuk mendampingi petani lain di desanya dalam melakukan budidaya karet. 
. (Antaranews Kalsel/Istimewa)


 Tepatnya  2015, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Balangan memintanya untuk bergabung pada bidang perkebunan karena pengalamanya mampu menginspirasi petani   dalam melakukan budidaya tanaman karet unggul.

Sejak  2012  Jaini dan Usuf masuk dalam penjaringan calon petani binaan khususnya pada program KKU YABN, dengan memberikan bantuan bibit karet unggul dan saprodi serta pendampingan dalam hal budidaya karet. 

"Awalnya sempat ragu dengan bibit karet unggul namun setelah kami rawat hingga panen  lateks yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan bibit lokal” ungkap Usuf.

Keberhasilan program KKU oleh YABN tentunya tidak diraih begitu saja, dalam perjalanannya banyak lika - liku  yang dihadapi mulai keraguan petani terhadap klon bibit karet unggul dan sulitnya merubah pola pikir masyarakat  dalam hal budidaya ataupun pengolahan hasil.

Namun program pemberdayaan yang dilakukan oleh YABN kendala tersebut berhasil diatasi dengan cara melibatkan petani sebagai PPL Swadaya. 

Melalui PPL swadaya, semua informasi program dan keberhasilan program akan disampaikan kepada petani binaan lain.

Terutama untuk melakukan sosialisasi penggunaan bibit karet unggul dan asap cair sebagai bahan pembeku karet.

Akhirnya keberhasilan Jaini dalam membudidayakan bibit karet unggul,  banyak memberi dampak positif bagi petani binaan YABN lainnya.

Berdasarkan pengalamannya tersebut YABN melibatkan dan menggunakan jasanya dalam kegiatan pendampingan kepada petani binaan lain. 

Dengan program KKU yang dilakukan YABN diharapkan petani binaan dapat mengajak lebih banyak petani lain untuk merubah pola pikir bahwa pentingnya menjaga kualitas Bokar yang dihasilkan. 

Kegiatan ini tentunya tidak hanya memberikan keuntungan semata namun kegiatan usaha ini dapat memberikan nilai tambah bagi petani.

Nantinya melalui kelompok yang telah dibentuk diharapkan mampu menjembatani petani untuk menjual getah karet dengan harga pantas dan adil.

Selain itu  menjadi jalan keluar bagi kesulitan petani dan peningkatan pemahaman serta pengetahuan agar menghasilkan kualitas yang lebih baik.

Sejumlah upaya dilakukan, hingga akhirnya Zaini bertemu dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN). Sebagai lembaga yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan di wilayah operasional Adaro, YABN melihat
. (Antaranews Kalsel/Istimewa)

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019