Operasi bibir sumbing gratis yang di Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin, Senin (17/6), disambut menangis haru para orang tua saat mengucapkan terima kasih kepada Polda Kalimantan Selatan sebagai penyelenggara.
Seperti pasangan suami istri Masnan dan Masitah. Warga yang berasal dari sebuah desa di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar ini sangat bersyukur putra ketiganya Muhammad (6) bisa menjalani operasi.
"Kalau dengan biaya sendiri jelas kami tidak mampu dan hanya pasrah dengan kondisi anak ketika lahir dengan bibir sumbing," ucap Masnan penuh haru.
Pria yang sehari-harinya hanya buruh tani di kampung inipun mengaku harapan untuk mengubah bentuk fisik bibir sang anak menjadi lebih sempurna akhirnya muncul seketika saat anggota Bhabinkamtibmas di daerah tempat tinggalnya memberikan kabar gembira akan ada operasi bibir sumbing gratis.
"Alhamdulilah kami sangat senang dan berterima kasih untuk polisi yang sudah membantu," tuturnya.
Senada disampaikan pasangan Zakaria dan Juhaniah. Sang anak Alfisah yang masih berusia 11 bulan dengan semangat tinggi dia bawa untuk bisa mengikuti operasi tersebut.
"Kami sudah tanya ke rumah sakit jika biaya operasi bibir sumbing puluhan juta rupiah. Kami pun hanya bisa berdoa ada rezeki entah darimana agar anak bisa dioperasi. Alhamdulilah doa kami dikabulkan dengan digelarnya operasi gratis oleh Polda Kalsel ini," ungkap warga Astambul, Kabupaten Banjar ini.
Untuk memberikan semangat pasien dan keluarganya, Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani beserta sang istri, Ketua Bhayangkari Daerah Kalimantan Selatan Rinny Yazid Fanani pun hadir di tengah-tengah pelaksanaan operasi.
Kehadiran orang nomor satu di Polda Kalsel itu sontak disambut haru para orang tua yang langsung mengucapkan terima kasih.
Dengan senyumnya, Kapolda dan istri menyapa satu persatu pasien baik yang akan menunggu giliran di operasi maupun yang telah selesai menjalani operasi.
"Semangat ya bapak-bapak dan ibu-ibu semua. Insya Allah setelah operasi ini, anaknya jadi lebih baik dan tambah semangat tentunya," kata Kapolda.
Pada kesempatan itu, Kapolda juga memberikan apresiasi khusus kepada Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia (PABMI) atas dukungannya menyukseskan gelaran operasi bersama Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda Kalsel serta Smile Train.
Sementara Kabid Dokkes Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim menjelaskan, dari 29 pasien yang mengikuti operasi yang dalam istilah medis disebut operasi celah bibir dan langit langit itu, 11 orang berasal dari Kota Banjarmasin dan sisanya tersebar di 10 kabupaten dan kota di Kalsel.
"Pada hari pertama pelaksanaan ini alhamdulillah sebanyak 14 orang telah dioperasi. Mudah-mudahan semuanya lancar dan bisa rampung sesuai jadwal yang direncanakan," jelasnya.
Erwinn juga mengungkapkan, secara nasional animo pasien sangat tinggi mencapai 700 orang mengikuti operasi celah bibir dan langit langit serentak di 24 Rumah Sakit Bhayangkara seluruh Indonesia termasuk Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin milik Polda Kalsel.
"Untuk pasien yang telah menjalani operasi ini nantinya juga kita bimbing untuk latihan bicaranya. Karena tentu kepercayaan diri mereka juga akan meningkat seiring kondisi fisik bibir yang sempurna," tandasnya.
Bakti kesehatan Polri dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 Bhayangkara yang diprakarsai Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri itupun mendapat perhatian dari Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI yang akan menilai untuk layak mendapatkan sebuah rekor dengan pasien operasi terbanyak.
Di sisi lain, Ketua PABMI Kalselteng Drg Irham mengutarakan jika kasus kelainan pada kondisi celah bibir dan langit langit terjadi per seribu kelahiran. Artinya, setiap seribu anak ada satu yang kondisinya mengalami cacat celah bibir atau langit langit.
Sedangkan Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalsel menempati urutan ketiga tertinggi di Indonesia untuk kasus bibir sumbing.
"Faktor penyebabnya macam-macam. Ada bawaan genetik, bisa virus atau kontaminasi zat-zat lainnya. Celah pada bibir dan langit langit terbentuk akibat penyatuan yang tidak sempurna antara kedua sisi bibir dan langit langit selama masa perkembangan janin," pungkasnya didampingi tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin Drg Kristina Dewi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Seperti pasangan suami istri Masnan dan Masitah. Warga yang berasal dari sebuah desa di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar ini sangat bersyukur putra ketiganya Muhammad (6) bisa menjalani operasi.
"Kalau dengan biaya sendiri jelas kami tidak mampu dan hanya pasrah dengan kondisi anak ketika lahir dengan bibir sumbing," ucap Masnan penuh haru.
Pria yang sehari-harinya hanya buruh tani di kampung inipun mengaku harapan untuk mengubah bentuk fisik bibir sang anak menjadi lebih sempurna akhirnya muncul seketika saat anggota Bhabinkamtibmas di daerah tempat tinggalnya memberikan kabar gembira akan ada operasi bibir sumbing gratis.
"Alhamdulilah kami sangat senang dan berterima kasih untuk polisi yang sudah membantu," tuturnya.
Senada disampaikan pasangan Zakaria dan Juhaniah. Sang anak Alfisah yang masih berusia 11 bulan dengan semangat tinggi dia bawa untuk bisa mengikuti operasi tersebut.
"Kami sudah tanya ke rumah sakit jika biaya operasi bibir sumbing puluhan juta rupiah. Kami pun hanya bisa berdoa ada rezeki entah darimana agar anak bisa dioperasi. Alhamdulilah doa kami dikabulkan dengan digelarnya operasi gratis oleh Polda Kalsel ini," ungkap warga Astambul, Kabupaten Banjar ini.
Untuk memberikan semangat pasien dan keluarganya, Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani beserta sang istri, Ketua Bhayangkari Daerah Kalimantan Selatan Rinny Yazid Fanani pun hadir di tengah-tengah pelaksanaan operasi.
Kehadiran orang nomor satu di Polda Kalsel itu sontak disambut haru para orang tua yang langsung mengucapkan terima kasih.
Dengan senyumnya, Kapolda dan istri menyapa satu persatu pasien baik yang akan menunggu giliran di operasi maupun yang telah selesai menjalani operasi.
"Semangat ya bapak-bapak dan ibu-ibu semua. Insya Allah setelah operasi ini, anaknya jadi lebih baik dan tambah semangat tentunya," kata Kapolda.
Pada kesempatan itu, Kapolda juga memberikan apresiasi khusus kepada Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia (PABMI) atas dukungannya menyukseskan gelaran operasi bersama Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda Kalsel serta Smile Train.
Sementara Kabid Dokkes Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim menjelaskan, dari 29 pasien yang mengikuti operasi yang dalam istilah medis disebut operasi celah bibir dan langit langit itu, 11 orang berasal dari Kota Banjarmasin dan sisanya tersebar di 10 kabupaten dan kota di Kalsel.
"Pada hari pertama pelaksanaan ini alhamdulillah sebanyak 14 orang telah dioperasi. Mudah-mudahan semuanya lancar dan bisa rampung sesuai jadwal yang direncanakan," jelasnya.
Erwinn juga mengungkapkan, secara nasional animo pasien sangat tinggi mencapai 700 orang mengikuti operasi celah bibir dan langit langit serentak di 24 Rumah Sakit Bhayangkara seluruh Indonesia termasuk Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin milik Polda Kalsel.
"Untuk pasien yang telah menjalani operasi ini nantinya juga kita bimbing untuk latihan bicaranya. Karena tentu kepercayaan diri mereka juga akan meningkat seiring kondisi fisik bibir yang sempurna," tandasnya.
Bakti kesehatan Polri dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 Bhayangkara yang diprakarsai Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri itupun mendapat perhatian dari Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI yang akan menilai untuk layak mendapatkan sebuah rekor dengan pasien operasi terbanyak.
Di sisi lain, Ketua PABMI Kalselteng Drg Irham mengutarakan jika kasus kelainan pada kondisi celah bibir dan langit langit terjadi per seribu kelahiran. Artinya, setiap seribu anak ada satu yang kondisinya mengalami cacat celah bibir atau langit langit.
Sedangkan Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalsel menempati urutan ketiga tertinggi di Indonesia untuk kasus bibir sumbing.
"Faktor penyebabnya macam-macam. Ada bawaan genetik, bisa virus atau kontaminasi zat-zat lainnya. Celah pada bibir dan langit langit terbentuk akibat penyatuan yang tidak sempurna antara kedua sisi bibir dan langit langit selama masa perkembangan janin," pungkasnya didampingi tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin Drg Kristina Dewi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019