Sudah empat hari banjir melanda Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Di beberapa wilayah, banjir sudah mulai surut, namun sebagian besarnya ketinggian banjir masih mencapai pinggang orang dewasa.

Seperti saat tim Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) memantau Desa Bakarangan, Kecamatan Kusan Hulu sejak Selasa (11/6) kemarin. Warga terdampak harus menggunakan perahu untuk mencapai posko pengungsian. 

Bertahan di posko pengungsian, kini sejumlah warga mulai terjangkit penyakit. Koordinator Medis MRI-ACT dr. Vino Listiono menyebutkan, penyakit yang paling banyak menyerang warga adalah demam, sesak napas, kutu air, batuk, dan flu. Ada pula yang mengalami luka-luka, bahkan tiga warga telah dilarikan ke UGD pada Selasa (11/6) kemarin,” terang dr. Tio, begitu ia kerap dipanggil. 

Sementara dr. Tio juga mengkhawatirkan bakal ada banyak anak yang berpotensi terserang penyakit itu.

 "Data sementara di Desa Bakarangan ada 30 orang yang sakit, termasuk anak-anak. Sementara stok obat-obatan mulai menipis. Ditambah akses ke UGD per hari ini, Rabu (12/6), terputus karena aspal jalan keropos terkikis arus banjir," ungkap dr. Tio.

Warga yang diperiksa adalah mereka yang bertahan di posko pengungsian utama yang terletak di Kubah KH Zakaria Bin Muhammad, salah satu situs religi di Tanah Bumbu.

"Warga enggan meninggalkan desa karena harus menjaga harta benda mereka. Selain itu akses keluar desa juga terputus banjir," terang Muhammad Riadi selaku Komandan Posko MRI-ACT di Tanah Bumbu

Pewarta: ,

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019