Objek wisata alam hutan berupa hutan mangrove yang dihuni ratusan kera dan bekantan (Nasalis larvatus) Pulau Kembang yang terletak di tengah Sungai Barito itu pada lebaran H+1Idul Fitri 1440 Hijriyah terlihat sepi pengunjung.

"Hari ini cuma satu kali menarik tumpangan, padahal saya sudah berharap bakal banyak meraup rezeki pada moment spesial lebaran tahun ini," kata H Fakhruddin salah satu pemiilik taksi kelotok ditemui di dermaga Pasar Terapung "Citra Bahari" Alalak Selatan, Kamis.

Menurut pria yang akrab disapa H Udin ini, sepanjang pagi hingga sore memang agak jarang kelotok lalulalang menunju Pulau Kembang.

"Entah pada hari Minggu nanti, apakah pengunjung agak ramai karena masih dalam rangkaian libur panjang bagi karyawan dan pelajar  yang ingin berwisata.

H Udin memperkirakan sepinya wisatawan lokal maupun mancanegara datang ke Pulau Kembang karena fasilitas disana tidak ada perubahan yang ada itu-itu saja, yaitu berupa pemandangan alam hutan mangrove dan sebagaian pohon rambai sebagai makanan khas bekantan si kera behidung mancung.

Lisna, salah satu yang warga Alalak Selatan yang rumahnya berdiri di tepian Sungai Barito mengatakan untuk lebaran kali ini tidak mau datang lagi ke Pulau Kembang karena tempatnya bisa-biasa saja tidak ada renovasi atau tambahan fasilitas lain.

"Disana kan cuma ada kumpulan ratusan kera dan kalau beruntung ketemu koloni bekantan terus berkekeling pulau, sudah habis," kata Lisna.

Lisna menambahkan kadang pengelola objek wisata Pulau Kembang mendatangkan grop musik untuk hiburan wisatawan dan itu bisa menambah jumlah pengunjung, namun sekarang jarang terdengar ada suara musik.

Pulau Kembang dengan luas 60 Hektare untuk mencapainya hanya bisa menggunakan transportasi air dan merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu objek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.

Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi " penjaga" Pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman), oleh masyarakat dari etnis Tionghoa-Indonesia yang mempunyai kaul atau nazar tertentu. Seekor kambing jantan yang tanduknya dilapisi emas biasanya dilepaskan ke dalam hutan Pulau Kembang apabila sebuah permohonan berhasil atau terkabul.

Pewarta: Asmuni Kadri

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019