Banyak sekali tradisi yang berkembang di masyarakat dalam rangka menyambut malam 21 ramadhan, atau disebut juga malam selikuran, yang merupakan tradisi dan budaya sekaligus religius yang penuh makna karena antara budaya dan agama saling bersatu dan menguatkan.
Dalam menyemarakkan sepuluh hari terakhir di bulan ramadan, masyarakat berlomba-lomba mendapatkan malam kemuliaan (malam lailatul qadar), yang dalam al-qur'an disebutkan sebagai malam seribu bulan.
Diantara cara untuk mengharap berkah dari turunnya Lailatul qadar tersebut, masyarakat biasanya mengadakan sebuah kegiatan seperti beritikaf di masjid, mengadakan pernikahan, bahkan ada yang mengisinya dengan hiburan seperti pawai, tangklong dan lain-lain.
Salah satu kebudayaan unik juga terdapat di Desa Buluh Kahakan Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten HST, mereka melakukan tradisi yang disebut "batatarangan" atau prosesi menyambut malam ke-21 bulan ramadhan dengan menyalakan lampu yang terbuat dari bambu di sepanjang ruas jalan, Sabtu (25/5) malam.
Menurut salah satu aparat desa setempat, Fauzan mengungkapkan, tradisi itu rutin setiap tahun dilaksanakan.
Pada siang harinya, para pemuda bersama-sama bergotong-royong membuat lampu dari bambu yang di isi minyak tanah.
Lampu-lampu dari bambu yang sudah disiapkan dipasang di sepanjang jalan setiap rumah warga sampai keperbatasan desa.
Sehingga ketika malam tiba kelihatan kerlap-kerlip lampu yang menyala menambah indah malam yang kebetulan bulan juga biasanya terlihat terang.
Dia menyampaikan, ketika habis shalat magrib, anak-anak juga ikut dengan menyalakan obor-obor yang mereka arak mengelilingi kampung dengan beramai-ramai sambil menyalakan petasan dan mercun.
Menurut kepercayaan di desanya, batatarangan yang dilaksanakan pada jaman dulu merupakan upaya menerangi kubur-kubur setahun sekali.
"Tradisi itu terus menerus dilakukan sampai sekarang bahkan ada donatur dari masyarakat yang ikhlas menyumbang untuk membeli minyak tanah dan pengadaan bambu," katanya.
Fase setelah masuk pada tahap sepuluh hari terakhir Ramadan (disebut malam kemuliaan), dalam tradisi Islam dipercaya bahwa siapa saja yang dapat meraih malam tersebut, akan mendapatkan kemuliaan yang sangat luar biasa dalam kehidupannya ke depan.
Yaitu sebagai pengalaman spiritual untuk bekal hidup di dunia dan akhirat, penuh dengan keselamatan dan kebahagiaan, juga dibebaskannya dari api neraka.
Sehingga wajar ketika pada malam selikuran umat Islam banyak yang mengadakan berbagai tradisi untuk menyambut datangnya malam kemuliaan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019