Pengamat pendidikan dan sosial kemasyarakatan dari Universitas Palangka Raya (Unpar) Kalimantan Tengah Prof Dr HM Norsanie Darlan berpendapat, tutor kurang mendapat perhatian pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun daerah.

Padahal peran tutor tidak beda dengan guru, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Pendidikan Luas Sekolah (PLS) atau non formal, tandas Guru Besar perguruan tinggi negeri tertua di "Bumi Isen Mulang" Kalteng itu, Sabtu.

Ia menerangkan, kalau guru bertugas pada lembaga pendidikan formal atau persekolah, sedangkan peran tutor kebanyakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau PLS, yang disebut dengan pendidikan non formal.

Oleh karenanya, dosen pascasarjana PLS Unpar tersebut menyangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap tutor atau jauh lebih banyak tertumpu pada persekolahan (pendidikan formal).

Sebagai contoh kurangnya perhatian pemerintah terhadap tutor terlihat pada sistem pengajian hampir sama dengan upah buruh atau jauh lebih kecil/rendah dibandingkan dengan gaji seorang guru.

"Bahkan untuk gaji seorang tutr, tak jarang harus mengupayakan sumbangan/bantuan dari masyarakat, terutama terhadap mereka yang mengikuti penidikan non formal tersebut," ungkapnya kepada ANTARA Kalimantan Selatan.

Sang profesor yang berkarir dari pegawai rendahan (pesuruh) itu berharap, agar pemerintah lebih meningkatkan perhatian terhadap tutor, yang peran dan jasanya juga cukup besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Memang banyak orang yang tak mengenal apa itu tutor dan perannya. Padahal tutor juga seorang pendidik, yang perannya banyak pada pendidikan non formal, seperti pemberantasan buta huruf/buta aksara," lanjutnya.

Selain itu, pada kelompok-kelompok belajar masyarakat, seperti kelompok belajar Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA), kursus-kursus, serta lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat), demikian Norsanie Darlan. c

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013