Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Nuansa hari berkabung nasional atas gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI) yang terjadi 53 tahun lalu, di Kalimantan Selatan, termasuk Kota Banjarmasin atau ibu kota provinsi kurang.
Pantauan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel), Ahad melaporkan, hari berkabung nasional G 30 S/PKI yang ditandai pengibaran bendera merah putih setengah tiang terlihat hanya sebagian kecil, baik pada perkantoran maupun permukiman/rumah penduduk.
Beberapa orang warga "kota seribu sungai" Banjarmasin mengaku, hampir lupa dengan peristiwa G 30 S/PKI atau gugurnya putra-putra terbaik bangsa Indonesia, seperti Jenderal TNI Achmad Yani, Letjen TNI Soeprapto dan Mayjen TNI Soetojo Siswomihardjo.
Sebagaimana penuturan Lathifah (65) hampir lupa bahwa 30 September sebagai berkaung nasional, karena belakangan tidak ada pengumuman atau anjuran menaikan bendera merah putih setengah tiang.
Lain dengan Rara yang baru kelas VI Sekokah Dasar mengaku, tidak mengetahui G 30 S/PKI, dan tampak heran melihat bendera merah putih naik setengah tiang pada 30 September 2018.
Sementara seorang pengamat sejarah nasional Indonesia, Syamsuddin Hasan berpendapat, G 30 S/PKI bukan saja perbuatan biadab dan tidak berprikemanusiaan, tetapi ancaman kelangsungan negara dan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Pasalnya sebagaimana terungkap dalam sidang-sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), bedasarkan dokumen rahasia (Polit Biro) PKI, mereka ingin mengubah dasar negara Republik Indonesia dari Pancasila menjadi Komunisme.
Begitu pula, G 30 S/PKI karena bocornya dokumen rahasia mereka, sehingga buru-buru melakukan gerakan, sehingga gagal mau menjadikan Indonesia negara komunis.
Padahal merek (PKI) berencana melakukan gerakan pada 5 Oktober 1965 atau saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun TNI dengan harapan bisa menyelesaikan riwayat hidup para pejuang/pembela tanah air Pancasilais sejati.
"Sebab pada masa itu, selain Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ada satu angkatan kekuatan PKI yang dipersenjatai, sehingga saat HUT TNI 5 Oktober 1965 dengan mudah mereka anggota ABRI yang setia terhadap Pancasila," demikian Syamsuddin Hasan. (KR-SKR).
Nuansa berkabung G 30 S/PKI kurang
Senin, 1 Oktober 2018 8:21 WIB