Martapura, (Antaranews Kalsel) - Bupati Banjar, Khalilurahman meminta sekolah penyetaraan baik paket B maupun paket C diperbanyak sehingga anak-anak yang putus sekolah bisa tetap melanjutkan pendidikannya.
"Perbanyak sekolah paket B dan paket C sehingga bisa menjadi pilihan bagi anak sekolah melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi," ujarnya di Kota Martapura, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikan bupati kepada Kepala Dinas Pendidikan Banjar Ruspan Noor terkait cukup banyaknya anak didik yang melanjutkan pendidikan ke sekolah agama.
Disebutkan, Kabupaten Banjar dikenal sebagai daerah agamis dan religius yang banyak melahirkan ulama besar sehingga cukup banyak orang tua mengarahkan anaknya ke sekolah agama.
"Kebiasaan masyarakat Banjar begitu anaknya lulus SD atau SMP diminta untuk melanjutkan ke sekolah agama seperti pondok pesantren baik di dalam daerah maupun luar pulau," ungkapnya.
Ditekankan, keputusan orang tua itu memang benar tetapi menghambat anak untuk mengenyam pendidikan umum di sekolah hingga bisa menghalangi masa depannya di kemudian hari.
"Pendidikan anak memang haruslah seimbang antar ilmu dunia dan juga ilmu akhirat, tetapi orang tua hendaknya bijak demi masa depan anaknya," ucap bupati yang juga ulama sepuh Banjar itu.
Menurut dia, langkah yang dilakukan Dinas Pendidikan memperbanyak sekolah penyetaraan harus diambil sehingga anak-anak tidak kehilangan kesempatan dan masa depannya.
"Pendidikan kesetaraan paket B dan paket C membantu anak-anak mendapat ijazah sehingga mereka bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan memenuhi syarat saat hendak bekerja," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Banjar Ruspan Noor mengatakan, pihaknya siap memperbanyak sekolah penyetaraan paket B dan paket C untuk menyambut anak-anak lulusan pondok pesantren.
"Sekolah penyetaraan disiapkan tiap kecamatan dan kami bekerja sama dengan pondok pesantren agar lulusan pondok bisa mengikuti ujian penyetaraan paket B maupun C," katanya.
Bupati Banjar Minta Perbanyak Sekolah Penyetaraan
Senin, 26 Februari 2018 5:45 WIB
Kebiasaan masyarakat Banjar begitu anaknya lulus SD atau SMP diminta untuk melanjutkan ke sekolah agama seperti pondok pesantren baik di dalam daerah maupun luar pulau